Mengapa Waktuku Tidak Berkah
Oleh : Wiji Rahayu (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Sudah berapa berapa lama kita hidup dibumi ini, dan tinggal berapa lama kita didunia ini, kalo berapa lama, kita bisa menjawab. Tapi kalo tinggal berapa lama lagi, hanya Allah yang tahu. Dalam tiap detik ada orang meninggal, tapi dalam tiap detik juga banyak bayi-bayi yang dilahirkan untuk melanjutkan kehidupan dimuka bumi ini, yang perlu kita tanyakan waktu yang sudah kita lewati, apa yang sudah kita perbuat .
Ada sebuah kisah, dia adalah seorang Italia yang baru dua tahun masuk Islam, nama Islamnya Muhammad Yasin, dia sudah hafal Aq Qur’an 20 juz. (Baru 2 tahun masuk Islam sudah hafal 20 juz ) kita di Islam sudah berapa lama, sudah sejak lahir, sudah berapa juz yang kita hafalkan. Terkadang juz Amma pun kita belum hafal. Lalu apa bedanya umur kita dengan umur orang tadi. Apa masalahnya ….? Masalahnya karena waktu kita tidak berkah.
Waktu ini sangatlah mahal, karena waktu tidak bisa dipinjamkan. uang yang hilang bisa kembali, bahkan lebih bisa Allah ganti lebih banyak lagi, tapi kalo waktu yang hilang ia tidak akan bisa kembali lagi. Orang yang berumur 40 tahun itu sudah dikasih waktu yang sangat banyak.
Zalim tidak ada seorang penolongpun
Allah menceritakan penghuni neraka didalam Al Qur’an surat ( QS Fatir 35: 37)
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ {37}
dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami niscaya Kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah Kami kerjakan”. dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Orang-orang di dalam neraka berteriak-teriak minta dikeluarkan, mereka ingin memperbaiki kesalahan-kesalahannya, mereka sadar tapi sudah berada di dalam neraka.
Kalau sadar ketika umur 60 tahun masih punya waktu, dia masih hidup bisa memperbaiki, tapi kalo sudah mati dan berada di neraka mereka berteriak-teriak minta dikeluarkan dan ingin beramal sholeh.
Apa kata Allah: “Bukankah kalian sudah dikasih waktu, bukankah kalian sudah dikasih umur, tetapi orang tidak ingat kalau sudah dikasih waktu, selalu menunda-nunda untuk beramal sholeh. Maksudnya punyalah orang orang itu keinginan untuk bertobat. (Orang-orang itu mempunyai keinginan untuk bertaubat, tapi jawabannya nanti-nanti, sampe tahun depanpun tidak ada perubahan. Artinya satu tahun 12 bulan, 360 hari hitungan Hijriyah, dari Romadhon ke Romadhon tidak ada perubahan, kalaupun menghafal paling tidak nambahlah satu ayat atau satu ayat, kalau dalam satu tahun 60 ayat, umur 60 tahun bisa 360 ayat, lumayan. Alhamdulillah.
Peringatan dari Allah datang. Para Rosul diutus, kitab-kitab diturunkan.
Para rosul dan nabi meninggal dunia, mereka tidak meninggalkan harta dan tidak pulan rumah serta tanah yang diwariskan untuk generasi selanjutnya.
Kata Nabi SAW:
إنَّ الأنْبِياءَ لَمْ يُورِّثُوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً
Para nabi itu tidak mencari emas dan perak. Tetapi kita setiap hari kerja mencari harta, waktu kita dihabiskan untuk mencari emas dan perak.
Para nabi tidak mewariskan emas dan perak, tetapi mereka mewariskan ilmu. Orang yang mengambil warisannya para nabi ini adalah orang yang mengambil keberuntungan yang sangat besar sekali. Tetapi warisan para nabi itu sering dikesampingkan, karena kalau bicara ilmu kita tidak tahu dari mana orang itu berilmu atau tidak. Apa dari jenggotnya?
Kadang kalau orang terkecoh dengan penampilan seseorang, terkadang mereka yang berjanggut panjang ternyata tidak hafal Juz ‘Amma juga banyak, jadi Cuma penampilan saja.
Orang berilmu tidak kelihatan dengan keilmuannya, karena tidak mungkin bagi mereka yang hafal 30 juz kemana-mana menenteng ijazahnya.
Tetapi kalau orang kaya bisa menampakkan kekayaannya dilihat dari pakaian, sandal, arlogi dan tasnya saja kita sudah tahu kalau itu barang-barang mewah.
Jadi para pewaris nabi ini adalah orang tersembunyi atau menyembunyi-kan keilmuannya. Orang kaya mau memperlihatkan kekayaannya tidak apa-apa asal tidak sombong, tetapi orang yang berilmu mau membanggakan ilmunya di hadapan orang lain malah berdosa. Maka kita perlu merenungkan hari ini, kenapa waktu kita kok kayaknya tidak berkah.
Kenapa anak kita umur 9 tahun bisa hafal juz amma, sedangkan kita umur 49 tahun tidak hafal-hafal, karena kita tidak mau menghafal. Sebagian kita ada yang bilang kita sudah terlambat menghafal Al Qur’an. Padahal tidak ada kata terlambat untuk menghafal Al Qur’an. Tidak ada batas umur dalam menghafal Al Qur’an. Tetapi sebagian kita memang tidak berkah umurnya.
Kita memang berada di zaman yang waktu itu tidak seperti dahulu. Bukan dahulu di masa orang tua kita tetapi dahulu di masa Al Hafidz Ibnu Hajar.
Al Hafidz Ibnu Hajar itu menulis kita Fathul Bariyah. Ada sebuah hadis yang nanti akan dikomentari oleh Al Hafidz Ibnu Hajar, padahal sudah meninggal pada tahun 851/852.
Hadist yang diriwayatkan oleh imam Al Bukhori, Rasulullah SAW, beliau mengatakan kiamat itu tidak akan terjadi sampai ilmu itu ditarik, digenggam, dan kiamat tidak akan terjadi sampai terjadi gempa bumi yang banyak, dan waktu menjadi dekat, dan fitnah-fitnah kekacauan akan muncul dan akan banyak pembunuhan-pembunuhan dan harta melimpah. Kita lihat ilmu diangkat, gempa banyak yang akan membuat orang menjadi takut, waktunya pendek, fitnah banyak, pembunuhan merajalela, dan harta melimpah ruah. Orang itu kalau banyak gempa yang membuat dia takut, ia kadang kala ingat sama akhirat. Tetapi bagaimana ingat sama akhirat harta banyak, akhirnya ingat sama dunia lagi. orang itu kalau mendengar keluarganya ada yang meninggal dunia, atau terjadi gempa bumi di sebuat tempat, ia akhirnya sama dunia ini meremehkan. Tetapi ketika ia pulang kembali, hidup dengan kemewahan-kemewahan yang dilihat oleh matanya.
Zaman sekarang orang mau melihat harta kekayaan itu tidak perlu berangkat dari tempat kita. Di handphone kita bisa melihat mobil dengan harga 400 M, sandal termahal di dunia dan lain sebagainya. Semua bisa terlihat dalam genggaman tanpa kita harus pergi meninggalkan tempat kita.
Sekarang ini uang memang melimpah ruah. Buktinya manusia membuat berbagai macam aksessoris yang sebenarnya tidak ada harganya tetapi dibeli dengan harga mahal oleh manusia.
Di dalam hadist riwayat Thirmidzi dari Anas bin Malik r.a. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Kiamat tidak akan terjadi sampai masa itu mendekat, menjadi pendek, satu tahun seperti satu bulan, sebulan seperti sejum’ah, sejum’ah seperti sehari dan sehari seperti sesaat.
Pada waktu Yahudi berkuasa, maka pelajaran mereka yang dipakai oleh masyarakat, maka mereka menyebutnya sesabtu. Ketika Nashoro yang berkuasa, berganti dengan seminggu. Dan sekarang, ketika umat Islam seperti buih di lautan menggunakan kata seminggu. Sedangkan Rosulullah SAW, menyebutnya sejum’at atau dari jum’at ke jum’at.
Kira-kira kalau sekarang misal ada yang tanya, antum sudah berapa lama di sini dan kita menjawab “Alhamdulillah sudah sejum’at di sini.” Pasti orang yang bertanya tadi akan kaget dan merasa aneh mendengar kita mengucapkan kata-kata sejum’at.
Sesuatu yang dikatakan oleh nabi dan diwariskan kepada sahabat dan diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dianggap aneh oleh sebagian orang islam. Dan sesaat itu adalah waktu yang sangat singkat, ia seperti percikan api. Kita lihat perjalanan waktu ini lebih cepat dibanding dengan generasi sebelum kita. Yang dimaksudkan dengan hadist di atas adalah dicabutnya berkah dari segala sesuatu, sampai dari waktu itu sendiri. Inilah tanda-tanda dari akhir zaman.
Perlu kita ketahui waktu kita adalah modal hidup. Orang hidup itu tidak dengan harta, tetapi dengan waktu. Yang membuat waktu tidak berkah itu adalah KEMAKSIATAN.
Jadi ketika orang berbuat maksiat, maka ketahuilah waktu kita akan pergi tanpa kita sadari. Lalu kita di akhir malam sebelum tidur mengatakan ya Allah, “Ketaatan apa sudah aku lakukan hari ini”
Bagaimana agar waktu kita menjadi berkah ?
Kalau dosa membuat waktu kita tidak berkah, harta kita tidak berkah, anak-anak kita tidak berkah. Padahal waktu menikah kita dido’akan Barakallahulaka wabaraka ‘alaika wajama’a bainakuma fii khoiir. Didoakan berkah, didoakan banyak anak-anaknya, dikasih harta yang berkah, tetapi mengapa kita merasakan keluarga kita tidak berkah, anak-anak kita tidak berkah, waktu kitapun tidak berkah. Pasti ada masalah dengan kita, dan kita sudah tahu penyebabnya adalah DOSA.
Agar waktu kita berkah:
Kita harus mengetahui bahwa waktu itu berharga. Banyak anak muda yang menghambur-hamburkan waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Apa penyebabnya? Karena mereka tidak tahu dengan nilai waktu. Orang kalau tahu dengan sesuatu barang berharga dia akan jaga dengan baik.
Contoh: Ada seorang ibu-ibu miskin dikasih tas oleh seseorang kemudian dia mengatakan jazakillah, terima kasih banyak, barakallahu fik. Kemudian dia menaruh tas itu asa saja tanpa melihat tasnya apa, karena mungkin model tasnya dia tidak suka. Kemudian ada tamu yang datang melihat tas itu di ruang tamu. Kemudian tamu tadi bertanya, Dapat dari mana tas ini? Ibu itu menjawab dikasih orang tadi. Ibu tahu harga tas ini, berapa? Ibu itu menjawab tidak tahu. Dan waktu ibu itu dikasih tahu bahwa harga tas itu 49 juta, ibu itu terkejut dan baru diambil tasnya untuk disimpan dan dijaga.
Banyak di antara kita yang tidak tahu dengan nilai waktu padahal Allah SWT, bersumpah berulang kali dengan waktu untuk menunjukkan nilai waktu ini mahal dan waktu itu tidak bisa dibeli dengan uang.
Orang-orang Barat mengatakan bahwa waktu adalah uang. Padahal adalah modal hidup manusia berada di bumi ini. Uang bisa dicari, sedangkan waktu tidak bisa dicari.
Coba kita lihat firman Allah SWT, Allah mengatakan Wal Fajri, bersumpah dengan waktu fajar. Lewat fajar Wadh-Dhuha, bersumpah dengan waktu dhuha. Selesai dhuha kita ke asar Wal ‘Ashr, demi waktu Asar atau demi masa. Ternyata potongan-potongan waktu Allah bersumpah mengingatkan manusia itulah modal hidup dirimu.
Kau sekarang di waktu fajar, sebentar lagi kau masuk waktu dhuha, dhuha akan pergi akan datang siang. Kemudian engkau masuk ke waktu asar, dan Allah mengatakan وَالَّيۡلِ اِذَا يَغۡشٰىۙ demi waktu malam apabila menutupi. وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ = demi waktu siang ketika keluar matahari muncul.
Para pembaca sholeh – sholehah, antara harta dan waktu pilih mana. Kebanyakan dari kita pasti akan memilih harta, maka orang siap lembur, karena melihat uang, waktunya dihargai dengan uang.
Tapi ketika dia punya waktu untuk membaca Al Qur’an misalnya pasti bertanya dapat apa kalau kita membaca Al Qur’an. Apa yang didapat ketika kita membaca Al Qur’an.
# Satu huruf mendapat sepuluh kebaikan.
Satu ayat seperti seekor onta, tapi sepuluh itu tidak di dunia, onta itupun tidak di dunia kita mendapatkannya. Coba kalau kita baca wadh-dhuha, kemudia keluar onta, kira-kira mau di taruh di mana onta-onta itu. Kalau onta diberikan di dunia. Apa gunanya onta-onta itu. Tentu tidak ada gunanya, karena dunia ini nantinya akan kita tinggalkan.
Dunia tempat kita bekerja saja, kalau misal membaca Al Qur’an diganti dengan uang satu ayat 100 ribu, kira-kira orang pasti akan rajin membaca Al Qur’an. Kalau orang rajin membaca Al Qur’an negara tutup. Orang tidak lagi berbondong-bondong mencalonkan menjadi Anggota DPR. Lha wong dengan membaca Al Qur’an saja sudah mendapatkan uang. Semua toko tutup, tidak ada lagi jual beli, mereka sibuk membaca Al Qur’an, maka Allah tidak menjadikan pahala itu di dunia, karena kehidupan ini harus bejalan, dunia tempat ujian, tempat orang beramal.
Allah tidak jadikanuag sebagai balasannya di dunia. Apa gunanya Allah kasihkan uang di dunia ini kalau akhirnya kita mati dan uang itu tidak dibawa. Dan kita lihat orang-orang mati meninggalkan hartanya. Banyak orang menilai semua harta.
Kata nabi SAW:
Ada 2 nikmat yang banyak manusia lali untuk menyukurinya, lupa untuk memanfaatkannya sehingga dua nikmat hari ini menjadi tidak berkah.
Ash-shihah = kesehatan
Ada seseorang yang berobat ke singapura, baru 2 pekan sudah habis 10 M, tapi masih sakit.
Coba sekarang pilih mana tidak punya 10 M sehat atau punya 10 M sakit. Jawabannya ada di benak pembaca masing-masing, pasti sempat kerpikir juga bagaimana punya 10 M sehat, he he..
Al Faroq (Waktu Luang)
Jadi pengangguran itu nikmat bukan ? Jawabnya nikmat dong.Ketika kita menganggur kita mengeluh tidak punya pekerjaan, ketika dikasih pekerjaan juga mengeluh, katanya sibuk .( Manusia itu memang sering mengeluh )
Kesehatan itu sangat mahal harganya, ia tidak bisa dibayar atau digantikan dengan uang.Dan berapa banyak orang yang cuci darah,padahal ia seorang yang kaya raya.
Mau beli ginjalnya orang, mungkin bisa ia beli walau nanti setelah itu dia sembuh, tetap saja dia lagi menunggu sakit.
Kekhawatiran, ketakutan, kecemasan yang tidak bisa dengan uangnya itu hilang semuanya. Maka tolong syukuri nikmat sehat. Urusan harta yang penting bisa makan, diibaratkan asal kepala masih goyang sehat kita dan masih banyak rizki. Rosul SAW bersabda: “Barang siapa yang merasa aman di tempat tinggalnya dan demi Allah bahwa Indonesia adalah aman.
Ada cerita orang Amerika yang kuliah di Jogja, kemudian keluar malam dengan temannya orang Indonesia. Mereka keluar cari makan dengan naik motor, lalu orang Amerika itu bilang bahwa Indonesia aman walaupun sekarang sudah muncul begal.
Itu menunjukkan nikmat aman kita mulai dicabut oleh Allah Azza wa Jalla.
Barang siapa yang merasa aman di tempat tinggalnya dan sehat badannya, ia punya makan yang bisa dia makan hari itu. Dalam sehari kita butuh makan, berapa kali. Butuh makan ya, bukan mau makan. Kalau makan sekali cukup kita bisa hidup seharian aman dan sehat badannya, dunia dan seisinya diantarkan kepada kita. Cuma kita yang tidak bersyukur itu yang membuat kesehatan kita tidak berkah, harta kita tidak berkah dan waktu luang kita tidak berkah. Sebenarnya orang nganggur seharusnya dia memanfaatkan waktu luangnya. Karena pada waktu hari kiamat akan ditanyakan tentang waktu.
Rasulullah SAW mengatakan: Telapak kaki seorang hamba itu tidak akan bergerak/bergeser pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang 4 perkara.
An umrihi fii maafna: tentang umurnya dihabiskan buat apa?
Hitungan umur itu hitungan detik, makanya ketika orang dicabut nyawanya dia minta diundurkan kalau bisa diundur ia mau shodaqoh, karena dia tahu shodaqoh ini amalan yang paling cepat dilakukan, tinggal buka HP bisa Shodaqoh.
wa ansyabaabihi fiima ablah: akan ditanya waktu muda, waktu sehat badannya, waktu masih semangat, jadi kalau kita sudah bertobat alhamdulillah, tetapi siapkan jawaban untuk masa mudamu. Muda itu sejak baligh sampai umur 40 tahun. Kata dokter umur 40 makan sudah tidak pakai mulut tapi pakai perut. Makan ini asam urat, itu kolesterol, gula dll. Yang umurnya belum 40 tahun masih ada kesempatan untuk memperbaiki, usah umur 40 tahun perbanyak taubat. Karena masa mudanya sudah berlalu. Masa muda lewat, tidak bisa diperbaiki tapi pertanyaan tetap diberikan. Kemudia ditanya tentang harta dan ilmunya buat apa?
Setelah kita mengetahui agar waktu kita berkah.
Jangan hidup dengan masa lalu.
Kesedihan itu membuat orang tidak produktif. Andai kata penduduk negeri beriman dan bertakwa, Aku akan berikan berkah-berkah langin dan berkah berkah bumi. Tetapi mereka mendustakan, tidak mau beriman, tidak mau bertakwa, akhirnya Allah SWT memberikan hukuman kepada orang-orang disebabkan amal perbuatannya.
Berdo’a
Agar diberkahi waktunya
Perbanyak Membaca Al Qur’an
Agar waktu bertambah berkah, maka perbanyak membaca Al Qur’an, paling tidak satu hari satu ayat dibaca dengan terjemahannya.
Jangan membuang-buang waktu yang tidak berguna waktunya.
Sekarang pencuri waktu itu adalah HP. Kita betah berlama-lama dengan HP. Supaya berkah hidup kita, habiskan waktu bersama keluarga. Rasulullah SAW itu membenci tidur sebelum isya’ dan ngobrol setelah isya’. Kalau ngobrol bakdal maghrib ada waktu yang mengingatkan yaitu waktu isya’. Tapi ngobrol bakda isya’ siapa yang akan mengingatkan.
Listrik juga bisa membuat hidup tidak berkah. Dulu setiap habis isya’ orang tidur, sekarang malampun bagaikan siang, masih banyak mereka yang lalu lalang di jalan behkan bekerja. TV juga salah satu pencuri waktu.
Mengurangi tidur, khususnya tidur bakda subuh. Kenapa kok habis subuh khususnya, karena nabi SAW berdo’a “Ya Allah berkahi umatku di pagi hari mereka. Pagi hari semua beraktifitas, mulai ayam yang berkokok sebelum pagi, sudah beraktifitas. Orang dulu kalau mengatakan kepada anaknya, “Ayo nak jangat tidur habis subuh, nanti rizkimu dipatok ayam. Ayam sudah kerja kemana-mana engkau tidur, maka usahakan jangan tidur setelah subuh, kalau mau tidur, tunggu setelah matahari terbit.
Para pembaca sholeh-sholehah itulah yang bisa membuat waktu kita berkah, semoga kita bisa mengatur waktu kita. Kalau bisa sebelum tidur kita sudah bisa mengatur mau ngapain, besok 1 jam mau baca Al Qur’an, jangan lupa jamnya dicantumkan agar kita bisa disiplin waktu. Karena waktu itu mahal, jangan sampai kita kehilangan waktu dan menyia-nyiakan waktu.
Barakallahu fiikum