Artikel

Agama dan Pengendalian Keserakahan Manusia terhadap Alam

Oleh : S.Hariyadi, M.Pd (Pemuda Muhammadiyah Kajen)

Bencana alam semakin sering terjadi, menandakan adanya kerusakan ekosistem bumi yang kian parah. Mulai dari banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga mencairnya es di kutub, semua ini sebagian besar disebabkan oleh eksploitasi manusia yang berlebihan terhadap sumber daya alam. Hutan-hutan ditebang tanpa kendali, lahan-lahan dikonversi menjadi area industri, serta penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat, menyebabkan bumi kehilangan keseimbangannya. Keserakahan manusia dalam mengeksploitasi bumi telah membawa dampak buruk yang nyata terhadap lingkungan dan kehidupan makhluk hidup lainnya.

Salah satu dampak terbesar dari eksploitasi berlebihan ini adalah meningkatnya suhu bumi secara drastis. Pemanasan global yang terjadi saat ini mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu. Cuaca menjadi semakin sulit diprediksi, musim kemarau semakin panjang, sedangkan musim hujan sering kali menimbulkan bencana banjir yang lebih besar. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa bumi sedang mengalami krisis akibat kesalahan manusia dalam mengelola sumber daya alam.

Islam sebagai agama yang membawa pedoman hidup bagi manusia telah mengajarkan keseimbangan dalam memperlakukan alam. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan manusia bahwa mereka adalah khalifah di bumi, yang memiliki tugas untuk menjaga dan tidak merusaknya. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 11:

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'” (QS. Al-Baqarah: 11)

Ayat ini menjelaskan bahwa ada manusia yang mengaku sebagai pembawa kebaikan, namun kenyataannya mereka merusak bumi dengan keserakahannya. Mereka mengeksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keberlanjutannya. Islam dengan tegas melarang tindakan tersebut dan menganjurkan keseimbangan dalam pemanfaatan alam.

Selain itu, dalam Surah Al-Qasas ayat 77, Allah berfirman:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 77)

Ayat ini menegaskan bahwa manusia harus mencari kebahagiaan akhirat tanpa melupakan kehidupan dunia, namun tetap menjaga keseimbangan dan tidak merusak bumi. Eksploitasi berlebihan terhadap alam adalah bentuk keserakahan yang dilarang dalam Islam. Manusia harus mengelola sumber daya dengan bijak, agar generasi mendatang masih dapat menikmati anugerah yang telah diberikan Allah.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak:

Peran Pemerintah

Pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan yang berpihak pada lingkungan. Langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan menegakkan regulasi lingkungan yang ketat, seperti pembatasan deforestasi, pengelolaan limbah industri yang lebih baik, serta pengembangan energi terbarukan. Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam bertanggung jawab terhadap dampak lingkungannya. Kampanye dan edukasi tentang keberlanjutan lingkungan juga harus terus digencarkan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga bumi. Dengan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Peran Tokoh Agama

Tokoh agama memiliki tanggung jawab dalam mengedukasi umat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari ajaran Islam. Melalui ceramah, khutbah, dan diskusi keagamaan, mereka dapat menanamkan nilai-nilai bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan amanah sebagai khalifah di bumi. Ulama juga dapat mendorong umat untuk menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti tidak berlebihan dalam mengonsumsi sumber daya dan menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang berkaitan dengan pelestarian alam, para ulama dapat membantu membangun kesadaran kolektif dalam menjaga bumi.

Peran Masyarakat

Masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Setiap individu harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam agar tetap lestari. Upaya ini dapat dimulai dari kebiasaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah untuk didaur ulang, menanam pohon, dan menghemat energi. Selain itu, keterlibatan aktif dalam gerakan lingkungan, seperti kampanye penanaman pohon dan membersihkan sungai, juga dapat membantu menjaga ekosistem tetap seimbang. Dengan perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap alam, masyarakat dapat menjadi agen perubahan dalam melestarikan bumi.

Belum terlambat bagi kita untuk bergotong royong dalam menjaga bumi. Dunia ini adalah amanah dari Tuhan yang tidak ternilai harganya. Jangan sampai keserakahan kita menghancurkan tempat tinggal kita sendiri. Jangan berebut menjadi yang paling berhak memiliki, tetapi mari bersama-sama menjaga bumi ini agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button