Artikel

Istilah – Istilah Dalam Ilmu Hadist

Oleh : Sri widiyati (Peserta Sekolah Tabligh di Unimma)

(Tidak Semua Hadist Bisa Dijadikan Rujukan)

1) HADIST MUTAWATIR: Hadits yang diriwayatkan dari banyak jalan (sanad) yang lazimnya dengan jumlah dan sifatnya itu, para rawinya mustahil bersepakat untuk berdusta atau kebetulan bersama-sama berdusta. Perkara yang mereka bawa adalah perkara yang indrawi yakni dapat dilihat atau didengar. Hadits mutawatir memberi faedah ilmu yang harus diyakini tanpa perlu membahas benar atau salahnya terlebih dahulu.

2 ) HADIST AHAD: Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir.

3) HADIST SHAHIH: Hadits yang dinukilkan oleh orang yang adil (muslim, baligh, berakal, bebas dari kefasiqan yaitu melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan bebas dari sesuatu yang menjatuhkan muru’ah/kewibawaan) dan sempurna hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadits itu, dari orang yang semacam itu juga dengan sanad yang bersambung, tidak memiliki ‘illah (penyakit/kelemahan) dan tidak menyelisihi yang lebih kuat. Hadits sahih hukumnya diterima dan berfungsi sebagai hujjah.

4) HADIST HASAN: Hadits yang sama dengan hadits sahih kecuali pada sifat rawinya di mana hafalan/ penjagaan kitabnya terhadap hadits tidak sempurna, yakni lebih rendah. Hadits hasan hukumnya diterima.

5) HADIST DHAI’IF: Hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits sahih atau hasan. Hadits dha’if hukumnya ditolak.

6) HADIST MAUDHU’ Hadits yang didustakan atau dipalsukan atas nama Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam padahal beliau tidak pernah mengatakannya, hukumnya ditolak.

7) HADIST MURSAL : Yaitu seorang tabi’in menyandarkan suatu ucapan atau perbuatan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Hukumnya tertolak karena ada rawi yang hilang antara tabi’in tersebut dan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan mungkin yang hilang itu adalah rawi yang lemah.

8) HADIST SYADZ: Hadits yang sanadnya sahih atau hasan namun isinya menyelisihi riwayat yang lebih kuat dari hadits itu sendiri, hukumnya tertolak.

9) HADIST MUNGKAR: Hadits yang sanadnya dha’if dan isinya menyelisihi riwayat yang sahih atau hasan dari hadits itu sendiri, hukumnya juga tertolak..

10) HADIST MUNQATHI
Hadist yang terputus sanadnya secara umum, artinya hilang salah satu rawinya atau lebih dalam sanad, bukan di awalnya dan bukan di akhirnya dan tidak pula hilangnya secara berurutan. Hukumnya tertolak.

11) SANAD: Rangkaian para rawi yang berakhir dengan matan.

12) MATAN : Ucapan rawi atau redaksi hadits yang terakhir dalam sanad.

13) RAWI: Orang yang meriwayatkan atau membawakan hadits.

14) ATSAR: Ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada selain Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, yakni kepada para sahabat dan tabi’in.

15) MARFU‘: Suatu ucapan, perbuatan, atau persetujuan yang disandarkan kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.

16) MAUQUF: Suatu ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada sahabat.

17) JAYYID (BAGUS): Suatu istilah lain untuk sahih.

18) MUHADDITS:
Orang yang menyibukkan diri dengan ilmu hadits secara riwayat dan dirayat (fiqih hadits), serta banyak mengetahui para rawi dan keadaan mereka.

19) AL-HAFIZH:
Orang yang kedudukannya lebih tinggi dari muhaddits, yang ia lebih banyak mengetahui rawi di setiap tingkatan sanad.

20) MAJHUL:.
Rawi yang tidak dikenal) artinya tidak ada yang menganggapnya cacat sebagaimana tidak ada yang men-ta’dil-nya dan yang meriwayatkan darinya cenderung sedikit. Bila yang meriwayatkan darinya hanya satu orang maka disebut majhul al-‘ain, dan bila lebih dari satu maka disebut majhul al-hal. Hukum haditsnya termasuk hadits yang lemah.

21) TSIQAH:
Terpercaya, artinya terpercaya kejujuran dan keadilannya serta kuat hafalan dan penjagaannya terhadap hadits.

22) JARH:
Cacat, dan majruh artinya tercacat. 23) TA’DIL: Menilai adil.

24) MUTTAFAQUN ‘ALAIH:
Hadits yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam kitab Shahih mereka

25) MU’ALLAQ/TA’LIQ: Hadits yang terputus sanadnya dari bawah, satu rawi atau lebih.

Referensi :
Artikel Majalah Islam

Oleh : Sri widiyati Peserta Sekolah Tabligh angkatan 3 Unimma

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button