Artikel

Kepribadian Orang Yang Beriman

Oleh: Alfian Tasqi Ridiawan (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMPP)

Syaikh Shalih Al-Munajjid, salah seorang ulama kontemporer asal Suriah, menyebutkan sebuah kalimat indah, singkat, dan padat dalam menjelaskan kepribadian orang yang beriman kepada Allah SWT. Beliau mengatakan bahwa kepribadian orang yang beriman kepada Allah seperti:

ثَابِتٌ كَالنَّخْلَةِ، وَنَافِعٌ كَالنَّحْلَةِ

“Teguh seperti pohon kurma. Bermanfaat seperti lebah”.

“Tsaabitun ka an-nahklah” Orang yang Beriman Teguh Pendiriannya Selayak Nakhlah atau pohon kurma. Dalam surat Ibrahim ayat 24-25 Allah SWT berfirman:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَا بِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,” (QS. Ibrahim 14: Ayat 24)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

تُؤْتِيْۤ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِۢاِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَ مْثَا لَ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

“(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 25)

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum sepakat, yang dimaksud “Syajarah Thayyibah” yang artinya “pohon yang baik” dalam ayat ini adalah pohon kurma. Nakhlah artinya pohon kurma. Akarnya kokoh. Daunnya tidak jatuh berguguran. tetap tegak, tidak tumbang saat diamuk badai. Seperti inilah perumpamaan seorang mukmin dalam menjaga Akidah. Tidak mudah goyah, Teguh dalam memegang prinsip. Kuat Dalam menghadapi terpaan fitnah di akhir zaman.

Kemudian, selain kuat dan tinggi menjulang, pohon kurma juga bisa dijadikan tempat bernaung dan buahnya sangat bermanfaat bagi manusia. Bisa dimakan kapan saja. Batangnya pun dapat dimanfaatkan untuk bangunan. Inilah kepribadian seorang mukmin dalam berakidah. Kuat dan bermanfaat.

“Wa naafi’un ka an-nahlah” bermanfaat seperti lebah.

Allah SWT berfirman:

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًۭا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)”. (QS. An-Nahl ayat 68)

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah memberikan pengertian bahwa lebah telah diberikan Allah ilham untuk menyelesaikan semua persoalan hidupnya. Termasuk juga yang dimudahkan Allah bagi lebah adalah membuat sarang di gunung-gunug, celah-celah pepohonan, maupun pucuk-pucuk rumah manusia.

Keistimewaan lebah yang lain juga dijelaskan Allah dalam ayat selanjutnya, yaitu surat An-NAhl ayat 69, Allah SWT Berfirman:
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًۭا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌۭ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌۭ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl ayat 69)

Apa saja keistimewaan lebah sehingga orang beriman harus mencontoh lebah?
Pertama, lebah hanya mengkonsumsi yang halal dan thayyib.

Untuk menghasilkan madu, lebah mendatangi bunga-bunga, mengitari buah-buahan, serta mengunjungi tempat-tempat lain yang bersih, segar dan mengandung nektar. Hal inilah yang menjadi ciri khas orang yang beriman. Dalam mencari rezeki, ia mengutamakan berkah dari pada jumlah. Orang beriman selayaknya lebah. Ia mampu melihat dari ketinggian dengan ilmu dan imannya untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Matanya selalu tertuju pada yang halal meskipun harus didapat dengan bersusah payah. Orang yang beriman tidak mudah tergiur pada yang haram, meskipun bertebaran di mana-mana. Lebih baik pontang-panting dengan jual-beli, daripada duduk manis dengan transaksi ribawi.

Kedua, Lebah memberi manfaat kepada makhluk lain.

Lebah memproduksi madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan kenapa makhluk mungil ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia memperoleh manfaat dari madu, sebagaimana diilhamkan oleh Allah kepada mereka.

Seperti halnya lebah, seorang mukmin selalu memberi kebaikan yang dirasakan oleh manusia dan mahluk lainnya. “Khairunnāsi anfa’uhum lin nās.” Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Ketiga, tidak mendatangkan mudharat.

Mudharat bisa diartikan kerugian atau segala sesuatu yang berbahaya dan bersifat merusak. Lebah, adalah serangga mungil paling istimewa. Karena selain mendatangkan manfaat, ia juga mencegah datangnya mudharat kepada siapa pun dan di mana pun, minimal dari dirinya sendiri. Setiap tempat yang dihinggapinya; ranting, tangkai bunga, tidak ada yang rusak.

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ ‌مَثَلَ ‌الْمُؤْمِنِ ‌لَكَمَثَلِ ‌النَّحْلَةِ، أَكَلَتْ طَيِّبًا، وَوَضَعَتْ طَيِّبًا، وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدْ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan orang yang beriman itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (HR. Ahmad No. 6872)

Beginilah sifat orang yang beriman kepada Allah. Orang beriman adalah manusia yang punya komitmen kuat untuk tidak menyebabkan kerusakan dan kerugiaan dalam hal apapun, baik secara material maupun non-material. Ia tidak mendatangkan mudharat, baik kepada sekelompok orang atau individu lain.

Keempat, bermental pejuang.
Lebah adalah makhluk yang cinta damai. Mereka tidak akan mengusik kehidupan makhluk lain. Namun, jika eksistensi mereka teracam, lebah tidak akan segan-segan untuk melawan. Meski nyawa taruhannya. Kira-kira demikianlah sikap orang beriman manakala agama mereka dinista.

Demikianlah hikmah dari penciptaan pohon kurma dan lebah bagi orang beriman yang mencerminakan kepribdian seorang muslim. semoga bermanfaat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button