Artikel

Peran Islam dalam Membangun Solidaritas Sosial di Era Digital

Oleh : Oktafian Baharudin ( Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UNIMMA)

Era digital telah membuka peluang besar bagi umat manusia untuk saling terhubung tanpa batas ruang dan waktu. Media sosial, aplikasi perpesanan, dan berbagai platform digital lainnya kini menjadi jembatan utama interaksi sosial. Namun, era ini juga memunculkan tantangan baru, seperti misinformasi, polarisasi, dan kurangnya empati dalam komunikasi. Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, memberikan pedoman yang jelas untuk membangun solidaritas sosial yang kokoh, bahkan dalam dunia digital.

Konsep Solidaritas dalam Islam

Solidaritas sosial dalam Islam berakar pada konsep ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) yang meliputi ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan). Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini mengajarkan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab untuk menjaga harmoni dan mempererat hubungan antar sesama, tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga dalam interaksi digital. Setiap komentar, unggahan, atau percakapan di ruang maya harus mencerminkan akhlak mulia, seperti kejujuran, kesantunan, dan empati.

Menghadapi Tantangan Era Digital dengan Nilai Islam

Di era digital, solidaritas sosial dapat diperkuat dengan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَاوالاخراة

“Barangsiapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang dalam kesulitan, Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim)

Hadits ini relevan dalam konteks dunia digital. Kita dapat membangun solidaritas dengan membantu orang lain melalui donasi online, menyebarkan informasi yang bermanfaat, atau memberikan dukungan emosional melalui pesan-pesan positif. Hal ini sekaligus menjadi pengingat bahwa teknologi adalah alat yang harus digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menyebarkan kebencian atau perpecahan.

Islam dan Etika Digital

Etika dalam interaksi digital juga menjadi sorotan penting. Islam mengajarkan kita untuk menjauhi ghibah (menggunjing) dan fitnah, yang sering terjadi di media sosial. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalam konteks digital, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi, menghindari ujaran kebencian, dan selalu menjaga kehormatan orang lain. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini, solidaritas sosial dapat terbangun dengan kuat di dunia maya.

Mengubah Era Digital menjadi Ladang Amal

Solidaritas sosial tidak hanya tentang menjaga hubungan baik, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk menebar keberkahan. Kita dapat berdakwah melalui media sosial, menggalang donasi untuk membantu saudara yang membutuhkan, atau sekadar menyebarkan konten yang menginspirasi. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menjadi motivasi untuk menggunakan era digital sebagai ladang amal. Dengan niat yang tulus, setiap tindakan kecil di dunia maya dapat membawa dampak besar bagi banyak orang.

Penutup

Islam menawarkan pedoman yang sempurna untuk membangun solidaritas sosial di era digital. Dengan menjunjung nilai-nilai ukhuwah, empati, dan etika, umat Islam dapat menciptakan ruang digital yang harmonis, penuh keberkahan, dan jauh dari permusuhan. Mari jadikan teknologi sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, sehingga era digital menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan menebar manfaat bagi sesama.

Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita dalam mengamalkan ajaran-Nya, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Wallahu a’lam bishawab.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button