Artikel

Panduan Islam Menghadapi Media Sosial: Bijak dan Beradab

Oleh : Oktafian Baharudin (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di UNIMMA)

Media sosial dewasa ini menjadi salah satu bagian dari kehidupan kita. Setiap hari, jutaan orang berbagi informasi, opini, dan cerita di berbagai platform digital termasuk sosial media. Tentu kita mengenal banyak platfom sosial media yang begitu mudah kita akses. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan bagi umat islam, seperti penyebaran fitnah, ghibah, dan konten negatif lainnya yang tentunya lebih mudah disebar luaskan secara masif lewat sosial media. Sebagai Muslim, akan menjadi kewajiban  bagi kita untuk mengetahui bagaimana Islam mengatur sosialisasi kita dalam bermedia sosial, sehingga aktivitas kita di dunia maya tidak menjadikan penyebab datangnya dosa hingga murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala, melainkan bisa menjadikan sosial media sebagai sarana ladang pahala.

Islam Sebagai Pedoman Kehidupan.

Dalam Islam seorang muslim mempunyai pedoman yang mengatur bagaimana kehidupannya sedemikian rupa, termasuk bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap dalam menghadapi perkembangan teknologi. Sehingga kita bisa mengetahui batas batas apa yang boleh dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Perlunya prinsip dasar Islam seperti ihsan (berbuat baik), menjaga adab, dan bertanggung jawab atas apa yang akan kita muat di sosial media menjadi bisa kita jadikan pedoman penting. Sebagaimana Allah berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 36)

Ayat ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menyebarkan informasi tanpa dasar atau bukti atau biasa kita kenal dengan istilah hoax, yang sering terjadi di media sosial. Dan sekaligus menjadikan pengingat bahwa apapun yang kita muat, tulis, posting, dll di sosial media akan dimintai pertanggung jawaban kelak di yaumul hisab. Maka penting bagi kita untuk mempertahankan akhlak baik dalam bersosial media.

Maka kita perlu Adab dalam Bermedia Sosial

  1. Menghindari Ghibah dan Fitnah

Terkadang media sosial sering digunakan menjadi tempat orang membicarakan keburukan orang lain atau menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya (hoax). Padahal, Allah melarang ghibah dengan tegas dengan firman-Nya dalam Al Qur’an :

وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dari Ayat ke 12 dalam surat Al Hujurat tentu kita mengenal betul larangan untuk mengghibah, menggunjing, mencela orang lain. Tentu larangan inipun berlaku ketika kita bersosial media. Maka alangkah baik bila kita menghindari hal hal yang berbau gunjingan, fitnah, sara, bahkan fitnah ketika kita bersosial media.

  1. Menjaga Ucapan dan Ketikan

Menjaga Ucapan dalam sosial media adalah suatu cara bersosial media yang beradab dan menjaga nilai nilai akhlak seorang muslim. Menjaga ketikan kita, seperti menjaga ketikan dari komentar buruk di postingan orang lain, atau menjaga ketikan kita dari sesuatu yang akan kita posting di sosial media. Menjaga  ucapan pun perlu kita lakukan. Seperti menjaga untuk tidak mengumpat, menghasud, bahkan memfitnah ketika melihat sosial media orang lain. Tentu dalam menjaga Ucapan Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari sabda Rasulullah kita dianjurkan agar berkata baik, sehingga mencerminkan adab dan akhlak seorang muslim. Sehingga kesempatan kita untuk menyakiti orang lain lewat perkataan, ucapan, termasuk komentar di sosial media akan hilang. Jadi orang lainpun akan merasa aman ketika berinteraksi dengan kita di sosial media.

  1. Tabayyun Sebelum Menyebarkan Informasi

Dalam islam tentu kita mengenal konsep tabayyun. Mencari tahu terlebih dahulu kebenaran suatu berita. Karena dengan mencari tahu kebenarannya kita akan terhindarkan dari fitnah dan miss komunikasi. Dalam Al Qur’an Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…” (QS. Al-Hujurat: 6)

Dalam era di mana hoaks mudah menyebar, tabayyun adalah langkah penting untuk mencegah kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan tabayyun pula kita bisa menfilter keaslian suatu berita yang beredar di sosial media.

Bijak Menggunakan Media Sosial

  1. Gunakan untuk Kebaikan

Media sosial bisa kita gunakan untuk menjadi ladang pahala jika dimanfaatkan untuk berdakwah, berbagi ilmu, atau menyebarkan inspirasi, nasehat, dan motivasi. Sebaliknya, jika disalahgunakan, ia juga bisa menjadi sumber dosa. Naudzubillah

  1. Hindari Riya’ dan Pamer

Dewasa ini dalam bermedia sosial, seringkali kita melihat konten berbau pamer (flexing), memamerkan apa yang kita punya seperti rumah mewah, mobil mewah, dll. Dengan tujuan falidasi atau mendapat pujian dari orang lain. Sehingga terkadang kita pun terbawa suasana atau ikut ikut trend untuk memamerkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Allah memperingatkan bahaya riya’:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ (٤) الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ (٥) الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ (٦)

“Maka celakalah orang-orang yang shalat (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya(5), yang berbuat riya(6)’.” (QS. Al-Ma’un: 4-6)

  1. Atur Waktu dengan Bijak

Kadang kala kita asik dengan sosial media. Apalagi dengan konten yang memang menghibur, Islam tidak melarang hiburan, akan tetapi Islam memberikan batasan dalam hiburan agar jangan sampai menjadikan hiburan sebagai maksiat. Tentu kita perlu memanage betul waktu untuk bersosial media.  Jangan sampai media sosial membuat kita lalai dalam beribadah atau tugas utama kita. Rasulullah ﷺ bersabda:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu…” (HR. Hakim)

Media sosial adalah alat, sebuah sarana yang bisa membawa manfaat besar bilamana digunakan dengan cara yang benar. Sebagai Muslim, kita harus menjadikannya sebagai sarana untuk taqorub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah), menjaga adab, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Mari jadikan Islam sebagai panduan utama dalam setiap aktivitas kita, termasuk di dunia maya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button