Meniti Jalan Para Bidadari Surga
Oleh : Ernawati (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Zaman Rasulullah Muhammad SAW merupakan masa yang penuh dengan tantangan, baik bagi umat Islam pria maupun wanita. Sejak awal dakwah Islam, Rasulullah SAW tidak hanya mengajak kaum pria untuk menerima wahyu, tetapi juga mengajak kaum wanita untuk berperan aktif dalam memperjuangkan agama ini.
Dalam sejarah Islam, banyak sekali wanita yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan Islam, baik dalam aspek keimanan, pendidikan, maupun peperangan. Berikut adalah beberapa pejuang wanita para Bidadari penghuni Surga yang tercatat dalam sejarah Islam di masa Rasulullah SAW.
- Khadijah binti Khuwaylid
Khadijah binti Khuwaylid, istri pertama Rasulullah SAW, merupakan salah satu sosok yang sangat berpengaruh dalam perjalanan dakwah Islam. Sebelum menerima wahyu, Khadijah adalah seorang wanita yang sukses dalam bisnis dan sangat dihormati di masyarakat.
Setelah menikah dengan Rasulullah, Khadijah menjadi pendukung utama dakwah Nabi. Khadijah adalah orang pertama yang mempercayai dan mendukung penuh perjuangan beliau. Wanita shalihah ini merupakan sosok yang sangat penting dalam memberikan semangat dan kepercayaan diri kepada Rasulullah ketika beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira. Khadijah tidak hanya mendukung dari segi finansial dengan kekayaannya, tetapi juga dengan keberanian dan keteguhannya dalam memegang keyakinan terhadap wahyu yang diterima oleh Nabi.
Keteguhan hati dan keberaniannya dalam mendampingi Rasulullah, terutama pada masa-masa awal yang penuh dengan ujian dan penindasan, menjadikan Khadijah contoh wanita yang luar biasa dalam sejarah Islam.
Khadijah merupakan sosok yang sangat penting dalam memberikan semangat dan kepercayaan diri kepada Rasulullah ketika beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira. Khadijah tidak hanya mendukung dari segi finansial dengan kekayaannya, tetapi juga dengan keberanian dan keteguhannya dalam memegang keyakinan terhadap wahyu yang diterima oleh Nabi.
- Aisyah binti Abu Bakar
Istri-istri Rasulullah SAW, khususnya Aisyah binti Abu Bakar, dikenal sebagai sumber ilmu yang penting bagi umat Islam. Aisyah memiliki pengetahuan yang luas tentang wahyu, hadits, fiqih, dan tafsir, serta menjadi salah satu ulama perempuan terbesar dalam sejarah Islam. Banyak hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, yang berisi penjelasan tentang hukum-hukum Islam, kehidupan Nabi, dan banyak aspek lainnya.
Aisyah binti Abu Bakar juga dikenal sebagai salah satu ulama perempuan terbesar dalam sejarah Islam. Aisyah memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai agama dan sering dijadikan rujukan oleh para sahabat Nabi dalam masalah fiqih, tafsir, dan hadits.
Selain itu, Aisyah juga ikut serta dalam beberapa pertempuran, salah satunya adalah Perang Jamal, di mana beliau berperan sebagai pemimpin yang menggerakkan pasukan untuk melawan pasukan Ali bin Abi Talib. Meski pertempuran ini berakhir dengan kekalahan, Aisyah tetap dihormati sebagai seorang pejuang yang berani memperjuangkan apa yang diyakininya.
- Nusaibah binti Ka’ab
Nusaibah binti Ka’ab, juga dikenal dengan nama Ummu Ammarah, adalah salah satu wanita yang sangat berani dalam pertempuran. Ia ikut serta dalam beberapa perang besar, termasuk Perang Uhud dan Perang Yamamah. Dalam Perang Uhud, Nusaibah berjuang dengan gigih melindungi Rasulullah dari serangan musuh. Ia terkenal dengan keberaniannya di medan perang, bahkan terluka parah namun tetap melanjutkan perjuangannya. Keberaniannya dalam bertempur menjadikan Nusaibah sebagai simbol pejuang wanita yang luar biasa di zaman Rasulullah.
- Fatimah binti Muhammad
Fatimah, putri Rasulullah, meskipun tidak terlibat langsung dalam peperangan seperti para sahabat lainnya, tetap memiliki peran penting dalam perjuangan dakwah Islam. Fatimah adalah sosok yang penuh kesabaran, ketabahan, dan pengorbanan. Ia mendampingi ayahnya dengan penuh cinta dan menjadi salah satu sosok yang menguatkan keluarga Nabi, terutama dalam menghadapi tantangan dan penindasan dari pihak yang menentang dakwah Islam. Fatimah juga dikenal dengan keteguhan hati dan keberaniannya dalam menghadapi segala cobaan yang datang, menjadikannya sebagai teladan bagi wanita Muslim.
- Sumayyah binti Khayyat
Sumayyah adalah wanita pertama yang menjadi syahidah dalam Islam. Ia merupakan ibu dari Ammar bin Yasir, sahabat Rasulullah yang juga dikenal sebagai salah satu pemeluk Islam pertama. Sumayyah dan suaminya, Yasir, serta anak-anak mereka mengalami penyiksaan yang sangat berat oleh kaum Quraisy karena mereka memeluk agama Islam. Meskipun Sumayyah disiksa hingga mati, ia tetap teguh memegang prinsipnya dalam beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Keberanian dan keteguhan hatinya menjadikan Sumayyah sebagai simbol perjuangan dan kesetiaan terhadap Allah.
- Ummu Salamah (Hindun binti Abi Umayyah)
Ummu Salamah adalah salah satu istri Rasulullah yang juga berperan penting dalam perjuangan Islam. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Ummu Salamah telah mengalami berbagai ujian berat dalam hidupnya, termasuk kehilangan suami pertama yang gugur dalam Perang Uhud. Sebagai seorang wanita, Ummu Salamah memiliki pengetahuan yang luas dan sering memberikan nasehat kepada Rasulullah serta sahabat lainnya. Ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, Ummu Salamah ikut memberikan masukan yang sangat berharga kepada Rasulullah, yang kemudian menjadi salah satu keputusan penting dalam sejarah Islam.
- Asma’ binti Abu Bakr
Asma’ binti Abu Bakar adalah saudara perempuan Aisyah yang juga dikenal sebagai sosok yang sangat berani dan cerdas. Pada saat Rasulullah SAW dan Abu Bakar sedang bersembunyi di gua Thur selama peristiwa Hijrah, Asma’ dengan cerdik membawa makanan untuk mereka berdua, meskipun dalam keadaan berisiko tinggi. Ia juga dikenal sebagai wanita yang sangat penyabar dan setia terhadap perjuangan dakwah Islam, meskipun menghadapi tantangan dan cobaan dari orang-orang di sekitarnya.
Wanita Masa Kini juga bisa menjadi calon Bidadari surga
Wanita masa kini, baik yang hidup di dunia yang penuh tantangan maupun yang tinggal di lingkungan dengan beragam nilai budaya, tetap memiliki kesempatan besar untuk meraih derajat yang mulia di sisi Allah SWT dan menjadi bidadari surga. Salah satu cara terbaik untuk meraih hal ini adalah dengan mengikuti jejak keteladanan para pejuang wanita di zaman Rasulullah SAW, yang tidak hanya memperjuangkan agama, tetapi juga memberikan teladan dalam hal akhlak, keteguhan iman, dan pengorbanan untuk kebaikan umat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh wanita masa kini untuk menerapkan keteladanan tersebut dan meraih keridhaan Allah SWT.
Menjaga Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah
Para pejuang wanita zaman Rasulullah seperti Khadijah, Aisyah, Nusaibah, dan Sumayyah menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa, bahkan ketika menghadapi ujian yang sangat berat. Keteladanan mereka mengajarkan kita bahwa keimanan yang kuat kepada Allah adalah landasan utama dalam kehidupan seorang Muslimah. Untuk menjadi bidadari surga, seorang wanita harus menjaga keimanan dan ketakwaannya dengan cara:
- Rajin Beribadah: Melaksanakan kewajiban ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta memperbanyak doa dan dzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Meningkatkan Ilmu Agama: Belajar tentang ajaran Islam secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan Aisyah yang dikenal sebagai sumber ilmu bagi umat Islam.
- Menjaga Akhlak yang Mulia: Mengikuti akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, maupun masyarakat.
Berperan Aktif dalam Pendidikan dan Dakwah
Para pejuang wanita di zaman Rasulullah sangat berperan dalam pendidikan dan dakwah Islam. Khadijah adalah pendukung pertama dakwah Rasulullah, sedangkan Aisyah menjadi salah satu pengajar yang sangat berpengaruh dalam sejarah Islam. Untuk mengikuti keteladanan ini, wanita masa kini bisa:
- Mengajarkan Ilmu Agama: Mengajarkan agama kepada anak-anak, keluarga, dan masyarakat sekitar, seperti yang dilakukan Aisyah. Wanita masa kini dapat memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anak atau terlibat dalam pengajaran di lembaga pendidikan Islam.
- Menggunakan Media untuk Dakwah: Dengan perkembangan teknologi, wanita bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan dakwah Islam yang benar. Menulis artikel, berbagi kajian Islam, atau berbicara dalam forum diskusi dapat menjadi sarana dakwah yang efektif.
Berani Menghadapi Ujian dan Kesulitan dengan Sabar
Para pejuang wanita seperti Nusaibah binti Ka’ab dan Sumayyah binti Khayyat menunjukkan keberanian dan ketabahan luar biasa dalam menghadapi ujian dan penderitaan di jalan Allah. Mereka tidak hanya tabah dalam menghadapi kesulitan, tetapi juga sabar dalam menerima segala bentuk ujian hidup. Wanita masa kini dapat meneladani mereka dengan:
- Sabar dalam Menghadapi Ujian Hidup: Setiap wanita pasti menghadapi tantangan dalam hidupnya, entah itu masalah keluarga, pekerjaan, atau kesehatan. Menjadi sabar dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi ujian tersebut adalah jalan untuk meraih derajat yang tinggi di sisi-Nya.
- Menghadapi Kesulitan dengan Iman: Seperti yang ditunjukkan oleh Sumayyah, meskipun disiksa hingga mati, ia tetap teguh memegang keimanan kepada Allah. Wanita masa kini harus mampu menghadapi cobaan dengan iman yang kuat dan selalu berdoa agar diberi kekuatan.
Menjaga Peran dalam Keluarga dengan Tanggung Jawab
Para istri dan ibu-ibu dalam keluarga Rasulullah SAW seperti Khadijah dan Fatimah binti Muhammad adalah teladan dalam menjaga keluarga dengan penuh kasih sayang, keteguhan iman, dan peran aktif dalam mendukung dakwah. Untuk meneladani mereka, wanita masa kini dapat:
- Menjaga Keharmonisan Keluarga: Menjadi istri dan ibu yang mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memberikan teladan yang baik, sebagaimana Fatimah mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih dan keteladanan dalam beragama.
- Berperan Aktif dalam Kesejahteraan Keluarga: Seperti Khadijah yang turut membantu suaminya dalam dakwah dengan hartanya, wanita masa kini juga bisa berperan aktif dalam menciptakan kesejahteraan keluarga dengan cara mendukung suami dalam berjuang dan mengelola rumah tangga dengan bijak.
Memberikan Kontribusi dalam Pemberdayaan Sosial dan Kemasyarakatan
Perempuan di zaman Rasulullah juga berperan besar dalam memberikan kontribusi sosial, baik melalui bantuan kemanusiaan, pendidikan, maupun dakwah. Seperti yang dilakukan Aisyah yang terlibat dalam berbagai aspek kehidupan sosial di masyarakat, wanita masa kini bisa meneladani mereka dengan:
- Berperan dalam Pemberdayaan Perempuan: Mendukung sesama wanita dengan memberikan peluang untuk berkembang, baik dalam hal pendidikan maupun keterampilan. Wanita masa kini dapat terlibat dalam program-program sosial yang memberdayakan perempuan dan anak-anak.
- Aktif dalam Kegiatan Sosial: Berperan dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, mengorganisir program kesehatan, atau kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menjaga Kehormatan Diri dan Akhlak
Para pejuang wanita di zaman Rasulullah menjaga kehormatan diri dan berpegang pada akhlak mulia. Mereka tidak hanya kuat dalam iman, tetapi juga menjaga pergaulan dan tindakannya agar sesuai dengan ajaran Islam. Wanita masa kini dapat meneladani mereka dengan:
- Menjaga Aurat dan Adab: Mematuhi perintah Allah tentang menjaga aurat dan berperilaku dengan adab yang baik, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadits.
- Menjadi Teladan dalam Etika Sosial: Menjadi contoh dalam hal kejujuran, kebaikan, dan kesopanan dalam berinteraksi dengan sesama. Wanita masa kini bisa menjadi teladan bagi generasi mendatang dengan menunjukkan perilaku yang Islami dalam setiap aspek kehidupan.
Untuk menjadi bidadari surga dan menerapkan keteladanan para pejuang wanita zaman Rasulullah SAW, wanita masa kini harus berusaha memperkuat iman, berperan aktif dalam dakwah, menjaga keluarga dengan penuh kasih, serta memberikan kontribusi dalam pemberdayaan sosial dan kemasyarakatan. Keteladanan para wanita pejuang di zaman Rasulullah mengajarkan bahwa kesuksesan dunia dan akhirat tidak hanya ditentukan oleh peran luar biasa, tetapi juga oleh keteguhan hati dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan menjaga iman, akhlak, dan kontribusi positif di masyarakat, setiap wanita dapat meraih derajat yang mulia di sisi Allah SWT dan menjadi bidadari surga.