Khutbah Jumat: Menguatkan Ukhuwah Islamiyah di Tengah Arus Polarisasi Media
Oleh: Kasmuri, S.Pd.I (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di UMPP Pekalongan)

Khutbah Pertama
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Amma ba’du.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan rahmat dan hidayah-Nya. Pada kesempatan ini, khatib ingin menyampaikan khutbah yang berjudul “Menguatkan Ukhuwah Islamiyah di Tengah Arus Polarisasi Media.”
Ukhuwah Islamiyah sebagai Perintah Allah
Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah SWT. Ukhuwah Islamiyah adalah fondasi yang mengikat umat Islam untuk saling mencintai, saling menghormati, dan saling membantu. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa ukhuwah Islamiyah adalah keniscayaan dalam kehidupan umat Islam. Namun, di era modern ini, ukhuwah sering kali terancam oleh polarisasi yang dipicu oleh arus informasi dan media sosial.
Bahaya Polarisasi Media dalam Kehidupan Umat Islam
Hadirin yang dirahmati Allah,
Di zaman ini, media sosial telah menjadi sarana utama dalam menyampaikan informasi. Sayangnya, media juga sering digunakan untuk menyebarkan fitnah, hoaks, dan propaganda yang memecah belah umat. Polarisasi terjadi ketika umat Islam terpecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan karena perbedaan pandangan, mazhab, atau ideologi. Rasulullah SAW telah memperingatkan kita tentang bahaya perpecahan:
لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Artinya : “Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)
Polarisasi ini mengakibatkan retaknya ukhuwah Islamiyah, munculnya sikap saling curiga, dan lemahnya persatuan umat.
Menguatkan Ukhuwah Islamiyah di Era Digital
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Untuk mengatasi polarisasi media dan menguatkan ukhuwah Islamiyah, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan:
Meningkatkan Literasi Media
Kita harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Jadilah umat yang cerdas dalam memilah informasi dan jangan mudah terpancing oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya.
Mengutamakan Persaudaraan daripada Perbedaan
Janganlah perbedaan menjadi alasan untuk saling bermusuhan. Sebaliknya, jadikan perbedaan sebagai rahmat yang memperkaya ukhuwah. Rasulullah SAW bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
Artinya : “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya. Barang siapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memperkuat Komunikasi dan Silaturahmi
Di tengah maraknya teknologi, jangan lupakan pentingnya komunikasi langsung dan silaturahmi. Bertemu secara langsung akan menghilangkan prasangka buruk dan mempererat ukhuwah. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya : “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah kepada kita, sehingga kita berada di jalan yang benar. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Pada khutbah kedua ini, khatib ingin menegaskan kembali pentingnya ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan kita. Kita adalah umat yang dipersatukan oleh kalimat Lā ilāha illallāh, yang berarti kita semua bersaudara, apa pun latar belakang kita. Ukhuwah ini adalah kekuatan besar yang mampu menjaga umat dari perpecahan dan kehancuran.
Keutamaan Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Menjaga ukhuwah Islamiyah adalah ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah. Sebaliknya, memutus tali ukhuwah adalah dosa besar yang dapat merugikan kita di dunia dan akhirat. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
Artinya : “Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rahmat Allah SWT akan turun kepada umat yang bersatu dan saling menjaga ukhuwah. Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa memutuskan tali persaudaraan dapat menghalangi seorang Muslim masuk surga. Beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
Artinya : “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa dan Harapan
Marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita termasuk umat yang mampu menjaga ukhuwah Islamiyah di tengah berbagai ujian dan tantangan. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk menghadapi arus polarisasi media dan menjadikan kita umat yang selalu menjaga persatuan.
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
Artinya : “Ya Allah, persatukanlah hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukkanlah kami jalan keselamatan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, dan jauhkanlah kami dari segala perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebelum kita mengakhiri khutbah ini, mari kita mengingat kembali firman Allah SWT yang memerintahkan kita untuk bersatu:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)
Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus memperkuat ukhuwah Islamiyah, menjauhi perpecahan, dan menjadi umat yang memberikan manfaat bagi sesama.
فَاتَّقُوا اللَّهَ عِبَادَ اللَّهِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَاكُمْ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
أَقِمِ الصَّلَاةَ.