Artikel

Cinta Islam Dan Bukti Kesetiannya

Oleh : Mutiatun, S.Pd.I (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng IV UMKABA)

Muhammadiyah ingin membangun agar warganya senantiasa menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW yang setia sehingga akan dicintai Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam QS.Ali Imran ayat 31. Bagaimana cara mencitai Rasulullah SAW? Marilah kita melaksanakan tujuh (7) sunah harian Rasulullah yaitu shalat berjamaah, shalat rawatib minimal 10 rakaat, shalat tahajud minimal 2 rakaat, memperbanyak shadaqah minimal berinfaq 2,5 %, memperbanyak dzikir, menjaga wudlu dan lakukan setiap aktifitas dengan akhlak yang baik.

Seorang yang sudah menyatakan sebagai pengikut Rasulullah SAW hendaknya menjadi teladan dalam menjaga shalat secara berjamaah yang keutamaannya adalah 27 kali lipat dibandingkan shalat sendirian. Orang yang mampu melaksanakan shalat rawatib minimal 10 rakaat ( 2 rakaat sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat sesudah dhuhur, 2 rakaat sesudah magrib dan 2 rakaat sesudah isya) akan dibangunkan istana di surga. Siapapun yang dapat melaksanakan shalat tahajud minimal 2 rakaat akan ditempatkan pada posisi yang muai baik di dunia maupun akhirat (QS. Al Isra` ayat 78). bagi orang yang berinfaq akan dimudahkan dalam urusannya sedangkan orang yang bahil akan mendapatkan kesukaran (QS al-Lail ayat 5-10). Memperbanyak dzikir dapat dipahami bahwa kita berdzikir pada beberapa jenis yakni dzikir pagi dan sore, dzikir sesudah shalat dan dzikir pada waktu-waktu tertentu seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah makan, doa bercermin, doa naik kendaraan dan doa-doa yang lain. Menjaga wudlu akan menjadikan pelakunya senantiasa berusaha berbuat baik dan menghindari kemaksiatan. Rasulullah menjadi teladan bagaimana berbuat baik dalam setiap aktifitas kehidupan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita alami.

Pada saat kita melaksanakan dzikir pagi dan sore ada suatu pernyataan  yang penuh makna. Mengucapkan keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya, Muhammad SAW, adalah inti dari iman dalam agama Islam. Pernyataan ini mencerminkan kesetiaan dan kepasrahan hati kepada-Nya. Pernyataan cinta atau rela bertuhan Allah beragama Islam dan bernabi Muhammad SAW harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam enam (6) perilku berikut ini yakni tekun menuntut ilmu, menjaga kemurnian tauhid, mengamalkan islam sampai akhir hayat, memperjuangkan Islam, merapat dengan orang shaleh dan menjaga kehormatan sesama muslim.

Islam sangat menjunjung tinggi ilmu dan mewajibkan pemeluknya baik alik-laki maupun perempuan sejak lahir hingga ajal menjemput. Al-Qur`an surat at Taubah ayat 122 dan surat an-nahl ayat 78 menjelaskan bagaimana umat Islam harus tekun dalam menuntut ilmu. Semangat menuntut ilmu jangan sampai pudar ketika menghadapi hambatan seperti hujan, jalan becek, ejekan dan cemoohan orang lain. Orang yang mencari jalan menuju ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Perumpamaan orang yang berilmu dengan ahli ibadah laksana keutamaan bulan purnama dengan bintang-bintang.

Tauhid adalah inti dari ajaran Islam dan fondasi seluruh ibadah. Tauhid berarti meyakini keesaan Allah SWT dalam segala aspek, baik dalam rububiyah (kepengurusan Allah), uluhiyah (peribadahan), maupun asma’ wa sifat (nama dan sifat-Nya). Menjaga kemurnian tauhid adalah kewajiban setiap Muslim agar ibadah dan amalannya diterima oleh Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Pelaku perbuatan syirik dalam segala betuknya tidak akan diampuni dosanya kecuali bagi mereka yang bertaubat sebelum ajal menjemputnya.

Mengamalkan Islam hingga akhir hayat adalah cita-cita setiap Muslim yang ingin meraih ridha Allah SWT dan berakhir dengan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik). Islam bukan sekadar agama, tetapi jalan hidup yang harus dijalani dengan keikhlasan, keteguhan, dan konsistensi.A llah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102). Mengamalkan Islam hingga akhir hayat adalah perjalanan yang memerlukan niat kuat, kesabaran, dan kesungguhan. Dengan istiqamah dalam ibadah, menjauhi maksiat, dan selalu memohon pertolongan Allah, insyaAllah kita dapat meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan memperoleh surga-Nya.

Berjuang membela Islam merupakan wujud cinta dan kesetiaan seorang Muslim kepada agama Allah SWT. Perjuangan ini tidak semata-mata berarti mengangkat senjata, tetapi mencakup segala usaha untuk menjaga, menyebarkan, dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7). Berjuang membela agama Islam akan lebih mudah manakala dilaksanakan melalui organisasi sepertu Muhammadiyah. Jangan samapai kebatilan yang diorganisasi dengan baik mengalahkan kebenaran yang tidak disertai organisasi yang baik.

Berteman dan bergaul dengan orang saleh merupakan anjuran dalam Islam, karena pergaulan yang baik sangat berpengaruh pada keimanan dan perilaku seseorang. Orang saleh adalah mereka yang senantiasa taat kepada Allah SWT, menjaga akhlaknya, dan berusaha menjalankan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Allah SWT berfirman: “Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini.”  (QS. Al-Kahfi: 28)

Islam mengajarkan umatnya untuk saling menjaga kehormatan, keharmonisan, dan hubungan baik sesama Muslim. Menjaga kehormatan sesama Muslim berarti menghormati hak-hak mereka, menjaga nama baiknya, dan menghindari tindakan atau ucapan yang dapat merugikan mereka. Perbuatan ini merupakan bagian penting dari ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok). Jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diolok-olok) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Dan janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-Hujurat: 11).

Menjaga kehormatan sesama Muslim adalah bagian penting dari ajaran Islam yang mencerminkan akhlak mulia dan ketakwaan. Dengan menjaga kehormatan saudara kita, ukhuwah Islamiyah menjadi lebih kuat, dan keberkahan akan tercurah dalam masyarakat. Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang senantiasa menjaga kehormatan dan kebaikan dalam pergaulan sesama Muslim.

“Ya Allah, jadikan kami hamba-Mu yang selalu menjaga kehormatan sesama, jauhkan kami dari gibah, fitnah, dan segala perbuatan yang merusak ukhuwah Islamiyah.” Aamiin.

Disarikan dari Pengajian Ahad Pagi Majelis Taklim Ulul Albab PCM Limpung Hari Ahad Legi 19 Rajab 1446 H/ 19 Januari 2025 M mubaligh Bapak Drs. HM. Ghazali (Mentor Sekolah Tabligh UMPP)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button