Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Pilar Utama Dalam Islam
Oleh : Harwanto (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMPP)

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan hidup yang komprehensif bagi umat manusia. Salah satu prinsip utama dalam ajaran Islam adalah kewajiban untuk menyeru kepada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar). Kewajiban ini bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga komunitas, sehingga menciptakan masyarakat yang harmoni dan seimbang.
Konsep amar ma’ruf nahi munkar memiliki landasan yang kokoh dalam Al-Qur’an dan Hadis. Ia merupakan ciri khas umat Islam yang disebutkan dalam banyak ayat dan menjadi karakter utama umat terbaik yang dipilih Allah. Melalui pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar, Islam bertujuan menciptakan masyarakat yang bertakwa, berkeadilan, dan bebas dari kerusakan moral.
- Makna Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Secara bahasa, amar ma’ruf berasal dari dua kata, yaitu amar yang berarti “memerintahkan” dan ma’ruf yang berarti “kebaikan” atau “hal yang dikenal baik”. Sedangkan nahi munkar berasal dari nahi yang berarti “melarang” dan munkar yang berarti “kemungkaran” atau “hal yang buruk”.
Secara istilah, amar ma’ruf adalah menyeru manusia kepada segala bentuk perbuatan baik yang sesuai dengan syariat Islam, sedangkan nahi munkar adalah melarang manusia dari perbuatan dosa dan kemaksiatan yang dilarang Allah.
- Dalil Al-Qur’an tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an. Beberapa di antaranya adalah:
- Surah Ali Imran (3): 104
Allah berfirman:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dalam ayat ini, Allah menegaskan pentingnya adanya sekelompok orang dalam masyarakat yang secara aktif menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Hal ini menunjukkan bahwa amar ma’ruf nahi munkar bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga komunitas secara keseluruhan.
- Surah Ali Imran (3): 110
Allah berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Ayat ini menegaskan bahwa karakteristik utama umat Islam sebagai umat terbaik adalah karena mereka melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan melaksanakan tugas ini, mereka menjaga kebaikan dan mencegah kerusakan di muka bumi.
- Surah Al-A’raf (7): 199
Allah berfirman:
خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَـٰهِلِينَ
“Jadilah pemaaf, suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, dan jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”
Ayat ini mengajarkan bahwa dalam menyeru kepada kebaikan, seorang Muslim harus memiliki sifat pemaaf dan kebijaksanaan. Amar ma’ruf harus dilakukan dengan kelembutan dan hikmah
- Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Menegakkan Syariat Allah
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan cara untuk menegakkan hukum Allah di bumi. Dengan menyeru kepada kebaikan dan melarang kemungkaran, masyarakat akan hidup sesuai dengan aturan Allah yang membawa kebaikan dunia dan akhirat.
- Mencegah Kerusakan Moral
Tanpa amar ma’ruf nahi munkar, masyarakat akan tenggelam dalam kemaksiatan dan keburukan. Amar ma’ruf nahi munkar berfungsi sebagai penjaga moralitas masyarakat agar tetap berada dalam koridor yang benar
- Tanda Keimanan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah manifestasi dari keimanan seorang Muslim. Keimanan seseorang tercermin dalam kepeduliannya terhadap kebaikan dan usahanya mencegah kemungkaran.
- Mendatangkan Keberkahan
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus menyeru kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, atau Allah akan menimpakan azab kepada kalian. Kemudian kalian berdoa kepada-Nya, tetapi doa kalian tidak dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini mengingatkan bahwa keberkahan dan rahmat Allah akan tercurah kepada masyarakat yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Sebaliknya, kelalaian dalam menjalankan kewajiban ini dapat mengundang murka Allah.
- Cara Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar memerlukan hikmah, kesabaran, dan strategi yang tepat. Beberapa prinsip dalam melaksanakannya adalah:
- Menggunakan Hikmah dan Nasihat yang Baik
Dalam Surah An-Nahl (16): 125, Allah berfirman:
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ وَجَـٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Menyeru kepada kebaikan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan penuh kelembutan, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
- Memahami Kondisi dan Situasi
Setiap individu atau masyarakat memiliki tingkat pemahaman agama yang berbeda-beda. Oleh karena itu, amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan dengan mempertimbangkan konteks dan kondisi orang yang diseru.
- Menjadi Teladan
Orang yang menyeru kepada kebaikan harus menjadi teladan dalam perbuatannya. Allah berfirman dalam Surah As-Saff (61): 2-3:
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”
- Tantangan dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Meskipun amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban, pelaksanaannya tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang sering dihadapi adalah:
- Penolakan dan Kritik
Tidak semua orang menerima seruan kebaikan dengan tangan terbuka. Sebagian orang bahkan menolak dan memberikan kritik tajam kepada orang yang menyeru kepada kebaikan.
- Kurangnya Pemahaman Agama
Tantangan lainnya adalah minimnya pemahaman agama di tengah masyarakat. Hal ini membuat sebagian orang tidak mengerti pentingnya amar ma’ruf nahi munkar atau bahkan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak relevan.
- Tekanan Sosial
Di beberapa lingkungan, orang yang berusaha menyeru kepada kebaikan sering kali menghadapi tekanan sosial. Mereka bisa dianggap mengganggu, kolot, atau bahkan dicemooh karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat yang telah terlanjur salah.
- Rasa Takut dan Malu
Banyak individu merasa takut atau malu untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar karena khawatir terhadap reaksi orang lain. Ketakutan ini sering menjadi penghalang besar dalam menunaikan kewajiban tersebut.
- Solusi Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Menumbuhkan Keimanan dan Keteguhan Hati
Orang yang menyeru kepada kebaikan harus memiliki keimanan yang kuat kepada Allah serta keyakinan bahwa usaha mereka adalah bagian dari ibadah. Keyakinan ini akan menumbuhkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi rintangan.
- Menguasai Ilmu Agama
Seorang dai (penyeru) harus memiliki ilmu yang cukup tentang ajaran Islam. Dengan ilmu yang kokoh, mereka mampu menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang benar dan argumentasi yang kuat.
- Membangun Komunitas yang Mendukung
Bersama komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama, pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar akan lebih mudah dilakukan. Kelompok yang solid dapat saling mendukung dan memperkuat.
- Menggunakan Media yang Tepat
Di era digital, media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan amar ma’ruf nahi munkar. Namun, penggunaannya harus bijak agar pesan kebaikan dapat diterima dengan baik tanpa memicu kontroversi.
- Sabar dan Ikhlas
Pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar memerlukan kesabaran dan keikhlasan. Orang yang melakukannya harus menyadari bahwa hasilnya berada di tangan Allah, sementara tugas mereka hanyalah berusaha sebaik mungkin.
- Dampak Positif Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Jika amar ma’ruf nahi munkar dilaksanakan dengan baik, dampak positifnya akan dirasakan oleh individu maupun masyarakat secara keseluruhan, antara lain:
- Terciptanya Masyarakat yang Berakhlak Mulia
Ketika masyarakat saling menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mereka akan hidup dalam lingkungan yang penuh dengan akhlak mulia dan nilai-nilai Islam.
- Meningkatkan Solidaritas Sosial
Amar ma’ruf nahi munkar mendorong umat Islam untuk peduli terhadap sesama. Hal ini akan meningkatkan solidaritas sosial, di mana setiap individu merasa bertanggung jawab untuk menjaga kebaikan dalam masyarakat.
- Mencegah Kerusakan yang Lebih Besar
Dengan mencegah kemungkaran, umat Islam dapat menghindarkan masyarakat dari kerusakan moral dan sosial yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan prinsip Islam yang menganjurkan untuk mencegah bahaya sebelum terjadi
- Mendapatkan Ridha Allah
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah. Orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala besar dan ridha-Nya.
- Kesimpulan
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban yang sangat penting dalam ajaran Islam. Ia bukan hanya bagian dari ibadah, tetapi juga cara untuk menjaga kebaikan dan mencegah kerusakan di tengah masyarakat. Allah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan tugas mulia ini sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an, seperti Surah Ali Imran ayat 104 dan 110.
Namun, pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari penolakan, kurangnya pemahaman agama, hingga tekanan sosial. Oleh karena itu, diperlukan ilmu, hikmah, kesabaran, dan keberanian dalam melaksanakan tugas ini.
Amar ma’ruf nahi munkar memiliki dampak positif yang besar bagi individu dan masyarakat. Ia dapat menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, meningkatkan solidaritas sosial, dan mencegah kerusakan moral. Sebagai umat Islam, kita harus menyadari bahwa tugas ini adalah tanggung jawab bersama yang tidak boleh diabaikan.
Akhirnya, mari kita jadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, dengan harapan mendapatkan ridha Allah dan menciptakan masyarakat yang lebih baik di dunia serta kebahagiaan di akhirat. Wallahu a’lam bishawab.