Artikel

Adab Penuntut Ilmu

Oleh : Zainal Arifin ( Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UNIMMA)

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi siapapun , baik itu laki-laki ataupun perempuan, sesuai dengan sabda  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah )

bahkan dalam kata mutiara orang arab juga dijelaskan  dijelaskan

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

Dalam sebuah Hadis lain disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا

إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Akan tetapi seorang penuntut ilmu juga harus memiliki niat yang lurus dan benar, karena seluruh amal apapun itu tergantung pada niatnya sesuai dengan sabda rosululloh sallallahu ‘alaihi wasalam:

Innamal a’malu binniati

Sungguh , seluruh amalan itu tergantung pada niat…

Menuntut ilmu harus dibarengi dengan keikhlasan, jika tidak maka ilmu bisa berubah menjadi sia-sia. Tidak ada penghancur ilmu sedasyat riya’ , misalnya berkata “aku sudah mengetahui dan aku

sudah hafal”, menjadikan ilmu untuk meraih kekayaan duniawi baik berupa jabatan ,uang ,kehormatan ,ketenaran & pujian , amalannya akhirat tetapi orientasinya dunia..

Jika hal-hal itu terjadi , maka keberkahan ilmu akan hilang. Maka wajib bagi penuntut ilmu untuk menjaga niat agar tetap lillah, ..

Cara menjaga niat disamping berupaya keras mewujudkan keikhlasan, juga harus memiliki rasa takut terhadap pembatal keikhlasan, serta menyadari kebutuhan dan ketergantungan yang tinggi kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka dengan demikian seorang penuntut ilmu akan selalu berupaya mengikuti ajaran dan jejak dari Allah dan rosulnya, sebagai dasar yang paling utama .

Menuntut ilmu juga harus dibarengi dengan adab, bahkan imam malik pernah berkata kepada muridnya “pelajarilah adab

sebelum mempelajari suatu ilmu” ,

menurut para ulama’ adab mencakup dua hal , yang pertama riyadhotunnafsi(menjaga kesucian hati). Hati yang suci adalah hati yang jauh dari perkara” yang menyebabkan kotornya hati.

Kita mungkin sering dapati hati yang sakit / kotor tetapi sebabnya tidak mengetahui, bahkan mungkin juga kita dapati seseorang yang telah mati hatinya namun ia sendiri tidak menyadari. Hati yang kotor adalah hati yang kecenderungan hasrat untuk melakukan perbuatan yang tidak diridhoi Allah subhanahu wata’ala. Ada beberapa perkara yang menjadi sebab hati kotor terasuki oleh syaithon , yaitu

1. Putus asa dan kecewa dengan rahmat Allah

2. Memandang remeh pada dosa-dosa kecil

3. Panjang angan-angan dan suka kepada pujian

4. Bodoh tetapi tidak menyadari kebodohannya

5. Memandang rendah orang lain

6. Ketika sedang marah

7. Ujub,riya’,sombong,buruk sangka

8. Hubuddunya

9. Gemar berbuat zalim

10. Bersikap bakhil dengan harta yang diperoleh

11. Hilangnya sifat sabar

Itulah kurang lebih penyebab kotornya hati manusia yang dimasuki iblis, semoga kita dilindungi oleh Allah dari perkara” tersebut dan dimudahkan untuk membersihkan/mensucikan hati kita  dengan mengisi perbuatan yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala.

Maksud dari adab yang kedua yaitu mahasinul akhlaq (membiasakan akhlaq yang terpuji) , seperti :

1. sopan & santun dalam bertingkah laku & tindakan yang bisa mengantarkan kepadannya, seperti wajah berseri, menyebar salam, dll

2. tawadhu’ kepada kebenaran tanpa kesombongan,tidak merendahkan siapapun & saling menghormati

3. rendah hati, memuliakan diri sendiri tanpa keangkuhan, lapang dada terhadap orang lain

4. Kesemangatan tanpa fanatisme

5. sabar menanggung kehinaan belajar demi kemuliaan ilmu,

6. Perhatian ketika berbicara, apa yang dibicarakan?, apa manfaatnya?, berhati hati dalam memilih kata dan kalimat tanpa menyulitkan diri atau sok pintar

7.lemah lembut dalam bertutur kata

8. Tekun menjalani belajar dengan guru

9. Qanaah & zuhud, pesan Amirul Mukminin Umar bin Khatab dalam kitabnya yang populer:

“Hindarilah kebiasaan bersenang-senang

dan gaya hidup orang Ajam. Biasakan diri dengan tradisi Arab dan ke- hidupan prihatin…”

Itulah rangkaian dari pembahasan ringkas tentang menuntut ilmu , dengan memahami dan mengamalkan adab dan akhlaq yang merupakan ciri khas seorang muslim serta menjalankan dengan niat ikhlas karena Allah, maka insyaAllah ilmu yang dicari ,yang dipelajari akan didapatkan dan menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah , dan bisa menjadi amal jariyah

Sumber rujukan

Bakr bin Abdullah Abu Zaid, Hilyah Tholibil ‘Ilmi,1416 H

Ghulam Fahluvi Karim, menjaga kesucian hati,2005 M

https://www.gontor.ac.id/berita/kewajiban-

menuntut-ilmu-dalil-dari-al-quran-dan-hadits

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button