6 Langkah Syaitan Menggoda Manusia
Oleh : Adi Sabwa Isti Besari A (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Sesungguhnya setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan napas, setiap pikiran yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, semua tidak akan pernah lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan, dan menyelewengkan kita dari tujuan yang benar, dan menggiring kita kepada dosa dan maksiat agar kita menjadi orang yang tersesat seperti mereka. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ () إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ()
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 168-169)
Maka siapapun diantara kita yang ingin selamat dari godaan setan, hendaklah kita pelajari dan pahami dengan betul tentang was-was dan godaan-godaan iblis kepada manusia. Beberapa ulama menyebutkan bahwa ada enam langkah iblis dalam menyesatkan manusia. Langkah-langkah itu adalah:
1. MENJATUHKAN SEORANG HAMBA KEPADA KESYIRIKAN DAN KEKAFIRAN
Mereka berusaha menjadikan seorang hamba ragu kepada Allah subhanahu wa ta’ala,, ragu tentang kehidupan akhirat dan bahwasannya setelah kematian akan ada kebangkitan. Sehingga seorang hamba tidak merasa yakin akan adanya kebangkitan, iapun jauh dari amal shalih. Apalagi ketika ia tidak yakin akan adanya Allah. Maka bagi dia semua halal. Bagi dia semua adalah boleh-boleh saja. Itulah tujuan besar yang iblis inginkan dan bala tentaranya agar manusia mempersekutukan Allah, agar manusia kafir kepada Allah, agar manusia tidak yakin akan keesaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka iblis berusaha menjadikan manusia musyrik atau mempersekutukan Allah dengan berbagai macam cara. Terkadang kita melihat teman-teman iblis dari bala tentara iblis itu berusaha untuk menghembuskan syubhat-syubhat kepada manusia. Sehingga manusia menghalalkan kesyirikan, mengagungkan kuburan-kuburan, mengagungkan ibadah-ibadah selain Allah subhanahu wa ta’ala. Akhirnya kuburan menjadi sesuatu yang diibadahi selain Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagian orang, mereka lebih khusyu ketika berada di kuburan dibandingkan ketika ia berada di dalam masjid. Bahkan mereka khawatir dan takut kualat kepada wali daripada takut kepada Allah. Sehingga akhirnya makna ibadah betul-betul terlihat di sisi kuburan tersebut.
Hal seperti ini banyak membuat manusia jatuh kepada kesyirikan dengan alasan dalam rangka menghormati para wali. Padahal bukan demikian menghormati para wali. Menghormati para wali adalah dengan cara mencintai mereka karena Allah. Yaitu dengan cara mengikuti jejak kaki mereka apabila sesuai dengan titah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan menjadikan mereka sebagai sesembahan selain Allah.
Ketika cara ini tidak berhasil dan ternyata seorang hamba kuat aqidah dan tauhidnya, ketika seorang hamba paham tentang kesyirikan, maka cara yang kedua, yaitu :
2. MENYERET SEORANG HAMBA KEPADA PERBUATAN BID’AH
Kenapa hal ini terjadi? Karena iblis paham, dengan bid’ah agama akan hancur dan rusak.
Hakikat bid’ah adalah merubah-rubah aturan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjadikan agama yang murni ditambah-tambah dengan sesuatu yang sama sekali dari agama dengan mengklaim bahwa ini termasuk agama. Perbuatan ini lebih disukai oleh iblis daripada dosa besar atau pun maksiat lainnya karena bid’ah lebih berbahaya dan merusak agama. Beberapa bahaya bid’ah adalah:
(1) Membahayakan agama seseorang,
(2) Membahayakan orang lain, sehingga ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunannya,
(3) Orang yang berbuat bid’ah akan sulit sadar untuk taubat karena ia merasa amalannya selalu benar,
(4) Bid’ah itu menyelisihi ajaran Rasul dan selalu mengajak untuk menyelisihi ajaran beliau.
Maka dari itu, iblis berusaha agar seorang hamba jatuh kepada kebid’ahan demi kebid’ahan. Lalu ia pun menghiaskan amalan-amalan yang tidak disyariatkan seakan-akan itu disyariatkan dengan berbagai macam alasan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengamalkanya. Tidak pula para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak pula para ulama setelahnya. Akan tetapi itu merupakan hiasan-hiasan iblis belaka yang dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh pelakunya.
Ketika cara yang kedua ini juga tidak berhasil. Seorang hamba kuat dalam berpegang kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia diseret pada tahap ketiga, yaitu:
3. MENJERUMUSKAN KEPADA MAKSIAT BESAR
Setan akan berusaha menyeret seorang manusia kepada maksiat besar seperti zina, riba, melakukan perbuatan zalim kepada manusia dengan men-ghibah, mencaci-maki dan dosa-dosa besar lainnya. Dosa-dosa besar ini menjadi corong yang sangat empuk menuju kekufuran. Karena para ulama mengatakan, “maksiat-maksiat itu corong kepada kekafiran”.
Ketika seseorang terbiasa dengan maksiat-maksiat itu, dia akan menganggap maksiat itu boleh-boleh saja. Ketika ia membolehkan maksiat, disitulah ia telah lepas dari Islam dengan kesepakatan seluruh ulama.
Setan lebih semangat lagi menyesatkan alim semacam itu supaya membuat manusia menjauh darinya, maksiat semacam itu pun akan mudah tersebar, dan akan dirasa pula bahwa maksiat itu malah mendekatkan diri pada Allah.
Ketika setan tidak berhasil dengan cara yang ketiga, maka cara yang keempat adalah dengan cara diseret kepada dosa-dosa kecil.
4. MENJERUMUSKAN KEPADA DOSA-DOSA KECIL
Dijadikan seorang hamba meremehkan dosa-dosa kecil. Dosa kecil ini juga berbahaya. Rasulullah bersabda :
“Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal tersebut adalah) seperti satu kaum yang singgah di satu lembah, lalu datanglah seseorang demi seorang membawa kayu sehingga masaklah roti mereka dengan itu. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika akan diambil pemiliknya, maka ia akan membinasakannya.” (HR. Ahmad, 5: 331, no. 22860. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Dianggap hanya dosa-dosa kecil yang mudah untuk dihilangkan istighfar dan amal shalih. Tapi kemudian apa yang terjadi? Ia terus menerus melakukan dosa-dosa kecil tersebut. Tidak ada keinginan untuk berusaha meninggalkan semampu dia..
Ketika pintu yang keempat ini ternyata iblis pun sulit dan hamba yang ia ajak untuk meremehkan dosa-dosa kecil segera bertaubat kepada Allah, maka akan dibuka pintu selanjutnya, berupa:
5. MENGHIASI PERKARA-PERKARA YANG MUBAH
Sesuatu yang mubah dijadikan alat oleh iblis agar seorang hamba menyia-nyiakan dan meninggalkan perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah. Di zaman sekarang banyak sekali pemuda-pemuda yang gandrung dengan perkara perkara yang mubah, seperti sepak bola, game, film, dan sebagainya.
Berapa banyak orang-orang yang bisa bangun di jam satu malam demi melihat sepak bola? Atau bisa begadang semalaman penuh untuk bermain game. Tapi untuk shalat tahajud terasa berat hatinya. Terasa berat badannya. Sehingga ia tinggalkan yang lebih utama baginya.
Kalau ternyata pintu ini masih kuat juga. Maka setan akan menyeret kepada pintu yang keenam, yaitu:
6. DISIBUKAN KEPADA AMAL YANG TIDAK LEBIH UTAMA
Ada orang yang sangat perhatian kepada shalat tahajud namun shalat berjama’ah subuhnya ia tinggalkan. Ada orang yang dia sangat memperhatikan dzikir setelah subuh sampai terbit matahari, tapi ia lalaikan kewajiban dirinya. Demi mengejar yang sunnah, ia tinggalkan yang wajib. Ini pun termasuk talbis iblis.
Maka hati-hatilah. Waspadalah saudaraku sekalian..
Kita berusaha untuk terus mempelajari apa pintu-pintu iblis dan apa yang menjadi hal yang empuk untuk digunakan oleh setan menggoda manusia agar kita bisa
Wallahu a’lam bisshawab.