Tidak Berkata Kasar saat Berdakwah: Sebuah Pendekatan Lembut dalam Mengajak kepada Kebaikan
Oleh : Harwanto (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMPP)

Berdakwah adalah kewajiban setiap Muslim untuk mengajak sesama manusia menuju kebaikan dan mengingatkan mereka dari keburukan. Tugas ini bukan hanya tanggung jawab para ulama, tetapi juga seluruh umat Islam sesuai dengan kapasitasnya. Dalam proses dakwah, pendekatan yang digunakan sangatlah penting untuk menentukan apakah pesan yang disampaikan diterima dengan baik atau justru ditolak. Salah satu prinsip utama dalam berdakwah adalah menghindari kata-kata kasar dan menggunakan cara yang penuh hikmah dan kelembutan.
- A. Pentingnya Lembut dalam Berdakwah
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan dalam menyampaikan pesan. Begitu juga dalam berdakwah, cara berbicara yang lembut dan santun akan lebih efektif menyentuh hati manusia dibandingkan dengan kata-kata yang kasar dan menyakitkan. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia yang lebih mudah menerima kebaikan apabila disampaikan dengan cara yang baik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berdakwah kepada Firaun, yang merupakan salah satu manusia paling zalim pada masanya. Meski demikian, Allah tetap memerintahkan keduanya untuk berbicara dengan lembut. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an:
“فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ”
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia sadar atau takut.” (QS. Thaha: 44)
Ayat ini menjadi pedoman penting bagi para dai (pendakwah) dalam menyampaikan ajakan kepada kebenaran. Jika kepada Firaun yang zalim saja diperintahkan untuk berbicara dengan lembut, maka terlebih lagi kepada orang-orang biasa yang mungkin melakukan kesalahan karena ketidaktahuan atau kealpaan.
- Dampak Kata-Kata Kasar dalam Dakwah
Kata-kata kasar dalam berdakwah bukan hanya bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi juga dapat merusak tujuan utama dakwah itu sendiri. Berikut adalah beberapa dampak negatif dari penggunaan kata-kata kasar dalam berdakwah:
- Membuat Orang Menjauh dari Kebenaran
Manusia cenderung menghindari sesuatu yang menyakitkan hati mereka. Jika seorang pendakwah menggunakan bahasa yang kasar dan menyakitkan, maka orang yang didakwahi akan merasa tersinggung dan menjauh dari pesan yang disampaikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang pentingnya kelembutan dalam menyampaikan pesan:
“فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ”
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Ayat ini menunjukkan bahwa sifat lemah lembut adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
- Menimbulkan Kebencian dan Permusuhan
Kata-kata kasar dapat memicu kebencian dan permusuhan. Alih-alih menyentuh hati, pendekatan yang keras justru bisa menimbulkan resistensi dari orang yang didakwahi. Dalam banyak kasus, kebencian ini bahkan bisa menyebar kepada Islam itu sendiri, karena perilaku pendakwah dianggap mencerminkan ajaran agama.
- Merusak Citra Pendakwah
Pendakwah adalah cerminan dari ajaran Islam. Jika seorang pendakwah menggunakan kata-kata kasar, orang-orang mungkin akan memandang Islam sebagai agama yang keras dan tidak ramah. Padahal, Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan mengajarkan akhlak mulia.
- Pendekatan Rasulullah dalam Berdakwah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan utama dalam berdakwah. Salah satu sifat beliau yang paling menonjol adalah kelembutan dan kesantunan dalam menyampaikan ajaran Islam. Dalam banyak kesempatan, Rasulullah menunjukkan bagaimana sikap yang lembut dapat meluluhkan hati manusia, bahkan mereka yang awalnya memusuhi Islam.
Sebagai contoh, dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang Badui pernah masuk ke masjid dan kencing di dalamnya. Para sahabat segera bangkit untuk menegurnya dengan keras, tetapi Rasulullah melarang mereka dan berkata dengan lembut kepada orang tersebut. Setelah kejadian itu, Rasulullah menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya bahwa pendekatan yang lembut lebih efektif dalam mendidik.
- Rasulullah juga bersabda:
“إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ”
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya buruk.” (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa kelembutan adalah kunci keberhasilan dalam segala hal, termasuk dakwah.
- Dalil-Dalil Lain tentang Pentingnya Kelembutan dalam Berdakwah QS. An-Nahl: 125
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ”
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Ayat ini menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan cara yang terbaik.
- Al-Furqan: 63
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan sifat hamba-hamba-Nya yang beriman:
“وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا”
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”
Ayat ini mengajarkan bahwa seorang Muslim harus tetap berkata baik, bahkan ketika berhadapan dengan orang yang bersikap kasar.
- Praktik Dakwah yang Efektif
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan dakwah dilakukan tanpa kata-kata kasar:
- Memahami Kondisi dan Latar Belakang Orang yang Didakwahi
Seorang pendakwah harus memahami latar belakang orang yang didakwahi agar pesan yang disampaikan relevan dan mudah diterima. Dengan memahami kondisi mereka, pendakwah dapat memilih kata-kata yang tepat dan tidak menyinggung perasaan
- Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Bahasa yang digunakan dalam dakwah harus sederhana dan jelas agar pesan dapat dipahami dengan baik. Hindari bahasa yang terlalu teknis atau sulit dipahami.
- Mengutamakan Akhlak Mulia
Keteladanan dalam akhlak adalah salah satu bentuk dakwah yang paling efektif. Ketika seseorang melihat keindahan akhlak seorang Muslim, mereka akan tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Islam.
- Berdoa kepada Allah
Dakwah adalah tugas mulia yang membutuhkan pertolongan Allah. Oleh karena itu, seorang pendakwah harus senantiasa berdoa agar usahanya diberkahi dan diberi keberhasilan.
- Kesimpulan
Tidak berkata kasar saat berdakwah adalah prinsip penting yang harus dipegang oleh setiap Muslim. Dengan kelembutan dan kesantunan, pesan dakwah akan lebih mudah diterima dan dapat menyentuh hati manusia. Islam mengajarkan pendekatan yang penuh kasih sayang dalam mengajak kepada kebaikan, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.