Dua Madzab Politik Warga Muhammadiyah
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd (Ka. SMP AT TIN UMP)
*Resensi Buku Akal Politik Muhammadiyah
Buku ini merupakan hasil pengembangan dari materi yang sebelumnya telah dipublikasikan dalam format yang lebih ringkas, baik dalam bentuk buku maupun opini di koran. Dengan judul “Akal Politik Muhammadiyah,” penulis mengajak pembaca untuk memahami dinamika kompleks antara Muhammadiyah dan politik, terutama melalui dua model mazhab pola pikir politik yang ada: Spiral dan Supra.
Dalam penguraian ini, penulis memulai dengan memberikan pengenalan terhadap konsep akal politik Muhammadiyah, menjelaskan secara singkat tentang istilah tersebut dan mengapa hal ini relevan untuk dipahami. Kemudian, pembaca dibawa untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan akal politik di kalangan Muhammadiyah, seperti peran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di bidang kemasyarakatan, modernisasi gerakan tersebut, pengaruh nilai-nilai internal, dan faktor keputusan organisasi.
Selanjutnya, buku ini menguraikan karakteristik dari masing-masing mazhab akal politik Muhammadiyah, yakni Skripturalis, Rasional, Substansialis, dan Pragmatis. Penulis memberikan analisis mendalam tentang bagaimana karakteristik-karakteristik ini membentuk pandangan politik di kalangan Muhammadiyah.
Tidak hanya itu, penulis juga menyoroti dua mazhab akal politik utama yang berkembang dalam tubuh Muhammadiyah, yaitu Spiral (Akal Skripturalis – Rasional) dan Supra (Akal Substansialis -Pragmati).
Dengan menguraikan perbedaan dan implikasi dari kedua mazhab tersebut, buku ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang variasi pola pikir politik di kalangan warga Muhammadiyah.
Secara sistematis buku tersusun menjadi beberapa bab, sebagai berikut.
Buku “Akal Politik Muhammadiyah” menguraikan secara komprehensif dinamika kompleks antara Muhammadiyah dan politik melalui bab-bab yang terstruktur dengan baik.
Bab _pertama_ memperkenalkan pembaca pada sejarah panjang organisasi ini dan interaksinya dengan dunia politik dari tahun 1912 hingga 2020.
Selanjutnya, bab _kedua_ membahas konsep akal politik Muhammadiyah dengan mendalam, memberikan landasan yang kokoh tentang makna akal politik dalam konteks organisasi tersebut.
Bab _ketiga_ menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan akal politik di kalangan Muhammadiyah, seperti peran organisasi sebagai gerakan Islam, modernisasi, nilai-nilai internal, dan faktor keputusan organisasi. Di bab keempat, karakteristik dari empat mazhab akal politik di Muhammadiyah diuraikan secara mendalam, termasuk Skripturalis, Rasional, Substansialis, dan Pragmatis.
Terakhir, bab _kelima_ menggali dua mazhab utama akal politik dalam Muhammadiyah, yaitu Spiral (Akal Skripturalis-Rasional) dan Supra (Akal Substansialis-Pragmatis), serta menganalisis perbedaan dan implikasi politik dari keduanya. Dengan demikian, buku ini menjadi sumber pemahaman yang mendalam tentang politik dalam Muhammadiyah, mengajak pembaca untuk mengeksplorasi dan memahami konsep serta dinamika yang ada di dalamnya.
Dengan demikian, buku ini tidak hanya menyajikan uraian yang mendalam dan sistematis, tetapi juga memudahkan pembaca untuk memahami konsep-konsep yang kompleks dan relevan dalam konteks pembacaan politik oleh warga Muhammadiyah.