KhutbahKhutbah Idul Fitri

Khutbah Idul Fitri : Ibadah Puasa Sebagai Benteng Pertahanan Seorang Mukmin

Oleh : Agus Miswanto, MA¹

¹Dosen pada program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, Anggota Pleno PDM Kab Magelang, Sekretaris Divisi kajian Ekonomi Syariah MTT Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُاللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ . وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى : وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah Swt…

Setelah sebulan lamanya kita berpuasa, maka sekarang tiba-lah masanya kita tumpahkan rasa senang dan rasa haru. Kita ungkapkan sepenuh hati rasa gembira dan rasa syahdu, sembari mengagungkan Nama Allah Azza wa Jalla. “Allahu Akbar x 3 wa lillahil hamd”.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Puasa difardhukan oleh Allah SWT kepada orang-orang mukmin tujuannya sebagai instrument perlindungan diri. Hal ini sebagaimana diungkapan oleh Rasulullah SAW dalam sabda-nya:

عن أبي أمامة الباهلي, قال رسول الله صعلم: الصيامُ جُنَّةٌ، وهوحِصْنٌ مِنْ حصونِ المؤمِنِ، وكُلُّ عملٍ لصاحِبِهِ إلّا الصيامُ، يقولُ اللهُ: الصيامُ لِي، وأنا أجزي بِهِ. الألباني، صحيح الجامع (٣٨٨١) • حسن • أخرجه الطبراني (٨/١٥٨) (٧٦٠٨)

Dari Abu Umamah al-Bahili RA, Rasulullah SAW bersabda: Puasa adalah prisai, dia adalah salah satu benteng perlindungan bagi seorang mukmin. Setiap amal untuk pemiliknya kecuali puasa, Allah SWT berfirman: “puasa itu milikku, dan aku akan memberikan pahala untuknya”. (HR al-Thabrani).

Mengapa puasa sebagai instrument perlindungan diri? Karena puasa merupakan suatu amal yang bersifat difensif dengan membangun benteng dalam diri, membangun kekuatan penjagaan dan pertahanan dalam diri seseorang (inner force). Hal ini karena puasa mengajarkan kepada manusia memiliki ketahanan dan kekuatan diri dari berbagai godaan kenikmatan duniawi sekalipun itu halal, lebih-lebih sesuatu yang dosa dan melanggar aturan syariat. Sehingga gemblengan puasa adalah gemblengan untuk memperkuat perlindungan diri dari dosa, perbuatan maksiat, dan pelanggaran terhadap ketaatan kepada Allah SWT.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Puasa paling tidak memiliki tiga lapis benteng untuk perlindungan kaum muslimin, yaitu:
Benteng perlindungan pertama dari ibadah puasa adalah Kekuatan Fisik.

Puasa membentuk benteng kekuatan fisik manusia melalui ketahanan dari penyakit dan ketahanan dari kelemahan mental.
Benteng fisik dari penyakit:

Puasa yang melatih diri seorang muslim untuk hidup seimbang antara menahan dan mengumbar keinginan (nafsu). Dan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual, sesungguhnya membangun kekuatan fisik bagi seoramg muslim yang dahsyat. Ketahanan dan kekuatan hidup seseorang dapat dibangun melalui kemampuan pengedalian diri secara baik.

Ketidakmampuan mengontrol diri, banyak menyebabkan seseorang terjatuh dalam beragam perbuatan maksiyat dan jatuh pada banyak penyakit fisik. Berapa banyak orang yang terkena sakit diakibatkan oleh kurang terkontrolnya konsumsi makanan, sekalipun makanan itu halal dan menyehatkan. Para ahli kesehatan menyebutkan beberapa penyakit yang diakibatkan karena makanan, seperti DM, DT, Kanker, Sakit Ginjal, dan lainya diantara karena faktor makanan. Sehingga para ahli kesehatan sering mengungkapkan ungkapan para bijak:

صوموا تصِحُّوا

Berpuasalah maka kamu akan sehat.

Kehidupan seimbang adalah kehidupan yang sehat dan meyehatkan. Dengan hidup yang sehat dan terkontrol (terkendali), manusia dapat hidup secara produktif dan bisa banyak berkhidmat, dab beramal untuk sesama manusia. Sebaliknya, ketika manusia tidak memiliki kontrol diri, dan hidup secara tidak seimbang menyebabkan banyak penyakit dalam dirinya sehingga membatasinya untuk beramal dan berkhitmat dengan sesama.
Benteng Fisik dari Kelemahan (mental).
Dibalik kelemahan fisik orang berpuasa, puasa sesunguhnya melatih mentalitas seseorang untuk memiliki kekuatan diri dalam batas waktu yang ditentukan.

Dengan berpuasa, sistem tubuh dipaksa untuk membakar bahan makanan yang tersisa dan menggunakan energi cadangan dalam tubuh. Sehingga dengan puasa ini, manusia lebih teruji ketika menghadapi berbagai musibah, peperangan, ataupun kondisi ekstren lain, dengan penuh ketabahan tanpa stres yang berlebihan. Di dalam Alqur’an, diceritakan tentang kemenangan tentara thalut terhadap pasukan jalut, karena mereka berpuasa.

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو اللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿البقرة: ٢٤٩﴾

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS al-Baqarah: 249).

Dalam sejarah Islam, Puasa memberikan kukuatan fisik luar biasa. Hal ini, pernah dialami oleh rasulullah dan para sahabat saat perang Badr (17 Ramadhan 2 H/16 Maret 624 M), dan juga generasi jauh setelahnya, yaitu perang Ain Jalut. Pertempuran Ain Jalut (عين جالوت) terjadi pada tanggal 3 September 1260 (bertepatan pada hari Jumat, 18 ramadhan 658 H) di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa, membuahkan hasil gemilang.

Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah di mana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan. Kedua belah pihak berkemah di tanah suci Palestina pada bulan Juli 1260 dan akhirnya berhadapan di Ain Jalut pada tanggal 3 September dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 tentara. Taktik yang dipakai oleh panglima Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak baru kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut. Akhirnya taktik ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditawan dan akhirnya dieksekusi. Perlu dicatat bahwa pasukan berkuda Bani Mameluk secara meyakinkan berhasil mengalahkan pasukan berkuda Mongol yang belum pernah terkalahkan sebelumnya.

Dalam konteks modern, pelatihan ketahanan mental diberikan kepada para tentara untuk bertahan hidup (survival) di tengah hutan dengan tidak diberikan bekal makanan. Mereka berlatih ketahanan diri dengan berpuasa, tanpa sedikitpun makanan yang mereka bawa.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Benteng kedua dari ibadah puasa adalah Kekuatan Ruhani.

Puasa adalah membangun kedekatan dengan Allah SWT secara hakiki. Karena puasa adalah ibadah yang sangat rahasia-bersifat personal, karena ibadah puasa itu tidak dapat dipersaksikan kepada orang lain, kecuali kepada Allah SWT semata. Disinilah, uji keikhlasan dan ketulusan. Bagi orang beriman, puasa merupakan bentuk kedekatan diri dengan Tuhan, sehingga menumbuhkan etos kemandirian (tidak bergantung pada makhluk), pengawasan (muraqabah), dan kebersamaan (maiyyah) dengan Allah SWT. Firman Allah Swt:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُون

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. al-Baqarah: 186)

Kedekatan dengan Allah SWT membangun kekuatan ruhani seorang mukmin yang sangat kuat. Sehingga seorang mukmin menjalani setiap episode kehidupan dengan penuh keakinan dan opimisme karena merasa kebersamaanya dengan Allah SWT.
Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Benteng ketiga dari ibadah puasa adalah Kekuatan (Solidaritas) Sosial
Spirit puasa mengajarkan benteng sosial bagi masyarakat muslim. Rasa haus dan lapar menumbuhkan semangat kolektif umat, bersama-sama merasa sebagai umat yang lemah, untuk saling bekerjasama membantu yang lain, menumbuhkan solidaritas sosial yang kuat. Ibnu Khaldun (1332-1406) seorang cendekiawan, yang dikenal sebagai Bapak Sosiologi, dalam salah satu karya monumentalnya Kitab al-‘Ibar, yang pada bagian awal Kitab ini, Muqaddimah, menerangkan topik-topik utama ilmu sosial, yang di antara pembahasannya tentang berbagai faktor penyebab runtuhnya suatu masyarakat.

Ada banyak faktor internal yang menjadi pemicu runtuhnya peradaban atau masyarakat antara lain :
Dekadensi Moral. Runtuhnya moralitas masyarakat karena ketidakmampuan menahan diri dari kenikmatan fisik dan mengabaikan nilai moral. Sebuah negeri boleh jadi menghasilkan banyak pencapaian dalam pembangunan fisik, tetapi tidak mencapai kemajuan peradaban karena penduduknya mengalami dekadensi moral. Ibnu Khaldun menekankan pentingnya kualitas sumber daya insani di atas kekayaan material.

Tumpulnya Hukum. Menurut Ibnu Khaldun, perbuatan maksiat yang dilakukan orang perorang di dalam masyarakat tidak seketika meruntuhkan peradaban suatu negeri. Namun, bila maksiat dilakukan pihak raja atau penguasa, itulah jalan mulus untuk kehancuran total. Ibnu Khaldun menyoroti hukum yang tidak berdaya di hadapan kelompok elite, yakni pemimpin beserta kroni dan keluarganya. Tajamnya hukum hanya dirasakan oleh rakyat biasa. Rasulullah SAW bersabda:

إنَّما أهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ، أنَّهُمْ كَانُوا إذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وإذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أقَامُوا عليه الحَدَّ

“Sungguh, kebinasaan orang-orang sebelum kalian disebabkan mereka enggan menindak tegas kalangan terhormat yang mencuri, tetapi menghukum orang lemah yang mencuri.”

Runtuhnya Persaudaraan. Ibnu Khaldun mengajukan konsep ‘Asabiyah (solidaritas) untuk mempertahan kehidupan sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. Para ilmuwan modern kerap menyamakan terminologi ‘Ashabiyah, dengan rasa kebangsaan atau solidaritas sosial, yang juga digambarkan olehnya dengan teori Al-Umru yang dimaknai sebagai Cita Sosial. Di suatu negeri, ‘Ashabiyah bisa buyar jika kebanyakan masyarakat menerapkan gaya hidup malas, kegemaran bermewah-mewahan, dan nir-moralitas (tidak ada komitmen terhadap ajaran moral agama).

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button