KhutbahKhutbah Idul Fitri

Khutbah Idul Fitri : Merayakan Hari Yang Fitri dengan Mengharap Ridho Kedua Orangtua

Oleh: Abdul Azis, M.Pd (Majelis Tabligh Dakwah Khusus PCM Kajen)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ:

اَتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.

Hadirin yang berbahagia, marilah kita senantiasa panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SwT, atas limpahan karunia-Nya yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam. Sehingga  di pagi hari yang indah ini Allah masih kuatkan kita untuk berkumpul bersama, bersimpuh di hadapan-Nya merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H.

Alhamdulillah, pada hari ini Allah SwT memberikan kebahagian kepada kita dalam merayakan hari Idul Fitri 1445 H. Setelah sebulan lamanya kita berperang menahan makan dan minum serta hawa nafsu sebagai bentuk wujud ibadahnya seorang hamba yang dilakukan dengan penuh pengorbanan, baik pengorbanan waktu maupun tenaga. pengorbanan inilah yang endingnya menciptakan rasa syukur, senang serta rasa haru yang diungkapkan sepenuh hati dengan rasa gembira dan rasa syahdu, sembari mengagungkan Nama Allah Azza wa Jalla.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Marilah Kita tanamkan bulat-bulat di dalam hati kita, bahwa ke depannya hidup kita akan menjadi lebih baik. Amal ibadah kita akan semakin meningkat sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Alloh SWT.

Saudaraku, kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia ….

Sudah sepatutnya kita selain memperbaiki hubungan kita kepada Allah, kita juga harus memperbaiki hubungan kita kepada orangtua kita. Bisa jadi masalah, musibah yang saat ini sedang kita hadapi, tak lain kurangnya bakti atau hubungan kita kepada orangtua. Coba kita renungi diri kita…. Bagaimana hubungan kita saat ini sama ibu kita…. Sama bapak kita…. Apakah sudah sesuai apa yang Allah harapkan dari kita sebagai anak kepada kedua orangtua kita?

Banyak anak yang sekarang sukses kadang lupa kepada jasa kedua orangtuanya. Lupa bahwa sejatinya kesuksesan anak karena tangisan ibu disetiap sujudnya, doa-doa yang keluar dari lisan bapaknya. Mereka rela bangun malam hanya untuk berserah diri serta mendoakan kesuksesan anak-anaknya, kemudahan hidup anak-anaknya. Tapi kadang anak lupa hal tersebut, seolah-olah mereka sukses atas kerjakerasnya, atas kegigihannya sendiri. Tanpa doa-doa kedua orangtua serta restu kedua orangtua kerjakeras kita kegigihan kita tidak ada artinya, tidak ada hasilnya.

وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ – أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِم

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (H.R Tirmidzi)

Menuruti perintah keduaorangtua adalah suatu keharusan bagi anak. Asalkan semua yang diperintahkan oleh keduaorangtua adalah kebaikan. Karena ridho allah tergantung pada ridho orangtua. Kalau orangtua udah ridho, udah memberikan restunya kepada apa yang kita usahakan dalam mengarungi kehidupan insyaallah Allah mudahkan. Mau jalannya dalam meraihnya itu penuh dengan cobaan pasti Allah jadikan mudah apabila doa-doa orangtua kita mengiringi kita. Sudah sepatutnya kita sebagai anak membalas jasa-jasa kedua orangtua kita dengan berbakti kepada keduanya.

Pastinya Allah mengharapkan lebih dari kita sebagai anak untuk kedua orangtua kita. Bahkan Allah mengingatkan bagaimanakah jasa orang tua terutama ibu dalam membesarkan kita,

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Menurut sayyid sabiq ayat diatas memerintahkankan kepada manusia supaya berbakti kepada kedua orangtua dengan kebaikan apa saja yang tidak terikat dengan persyaratan. Karena kedudukan kedua orangtua menuntut adanya kebaikan dari anak tanpa mempersoalkan larakteristik kebaikan itu sendiri. Selain itu Sayyid Sabiq dalam tafsirnya mengatakan bahwa ayat ini menyebutkan penderitaan, perjuangan, dan keletihan seorang ibu dalam mengandung. Hal ini menggambarkan bahwa ibu bagaikan orang yang sakit yang berjuang memikul beban berat, bernapas dengan susah payah, dan tersengal-sengal. Itulah gambaran saat dia mengandung, terutama menjelang kelahiran anak. Itulah gambaran persalinan, kelahiran, dan aneka kepedihan.

Allah telah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtua tatkala masih hidup atau sudah meninggal. Berbuat baik kepada kedua orangtua ketika masih hidup dengan cara memberi seperti memberi makanan, pakaian, taat terhadap perintahnya, menghormati, berbicara yang menyejukkan dan berbuat apa saja yang dapat menyenangkan hatinya selama tidak bertentangan dengan agama. Adapun setelah meninggal dunia yaitu dengan mendoakan, bersedekah untuk keduanya, dan menyambung tali silaturrahmi dengan saudara dan temantemannya. Berbuat baik kepada ibunya agar benar-benar mendapat perhatian yang lebih karena seorang ibu telah mengandungnya dalam keadaan berat dan semakin bertambah berat.

Kita sadar untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan harus bisa membahagiakan kedua orangtua kita. Bahkan kata nabi kalau kita ingin melihat senyumnya Allah maka lihatlah ketika ibu tersenyum karena kebaikan yang telah kita lakukan. Sebagaimana hadisnya

Dikisahkan, suatu Ketika Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhu (RA) sangat ingin melihat wajahnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Namun demikian, ia menyadari bahwa dirinya tak mungkin bisa melihat wajahnya Allah.

“Ya Allah, aku ingin sekali melihat wajah-Mu, ingin melihat senyum-Mu. Aku ingin melihat Engkau tersenyum kepada hamba-Mu,” ungkapnya.

Mendengar hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam (SAW), berkata; “Wahai Ibnu Umar, jika engkau ingin melihat wajah Allah, dan Allah tersenyum kepada-Mu, maka buatlah ibumu tersenyum, niscaya Allah SWT akan tersenyum kepadamu.”

Dari hadis diatas apabila kita ingin melihat senyuman Allah maka lihatlah senyuman ibu kita karena perilaku kita, prestasi kita serta kebaikan kita. Mulai saat ini, berusahalah untuk selalu membuat bahagia hati orangtua. Jangan sampai melukai hati mereka sedikit pun, Kerena jika kita menyakiti hati orangtua maka malapetaka yang akan didapatkan.

Jangan pernah lupa basahi lisan kita untuk mendokan kedua orangtua kita karena salah satu amal yang tidak akan terputus pahalanya adalah doa anak yang sholih. Oleh itu jangan sekali-kali meninggalkan doa anak kepada orangtuanya. Selalu basahi lisan kita dengan doa

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”

Sebagaimana, ketika Nabi dibukakan alam barzah lantas nabi melihat seorang ibu yang sedang dicambuk oleh malaikat, kemudian tiba-tiba malaikat itu berhenti mencambuk ibu tersebut, lantas ibu tersebut bertanya “ya malaikat.. kenapa engkau berhenti mencambukku padahal aku pantas dicambuk”. Lantas malaikat menjawab “bagaimana akum au mencambukmu sedangkan ankmu sedang mendoakanmu”.

Cara bakti terbaik kita kalau belum bisa dengan perbuatan maka dengan doa. Allah sangatlah dekat dengan diri kita, sehingga apa yang kita mohonkan, kita doakan kepada Allah pasti akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala.

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Apalagi doa untuk kedua orangtua kita pasti akan dikabulkan langsung oleh Allah selama dalam hati kita yakin bahwa doa-doa yang klita panjatkan pasti akan diijabah oleh Allah. Oleh sebab itu dihari yang fithri ini, mari kita basahi lisan-lisan kita dengan mendoakan kepada kedua orangtua kita. Buat ibu kita tersenyum karena doa-doa yang telah kita panjatkan untuknya maupaun perilaku-perilaku kita.

Oleh sebab itu, beruntunglah kita di pagi hari ini, datang berduyun-duyun dari tempat tinggal kita, menuju mesjid tempat yang suci ini untuk menjalankan salat Idulfitri secara berjamaah. Kita bermunajat untuk mengetuk bilik-bilik rahmat-Nya Allah SWT. Pada hari ini tanggal 1 Syawal 1445 Hijriyah, kita rayakan lebaran bersama orangtua kita, sanak saudara, dan keluarga dengan penuh suka cita serta mengumandangkan takbir:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Akhirnya marilah kita memanjatkan do’a kehadirat Allah SwT. Mudah mudahan Allah berkenan mengabulkan doa kita.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button