BeritaDinamika Tabligh

Garap Dakwah Di Daerah Pinggiran Majelis Tabligh PWM Jateng Kirim Dai Ke PCM Klego Boyolali

Kegiatan Safari Dakwah Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah yang bertepatan dengan momentum Ramadhan 1445 H menorehkan catatan tersendiri dengan diterjunkannya 12 dai ke 12 PCM di Boyolali. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Klego  adalah salah satu PCM yang menjadi sasaran kegiatan Safari dakwah kali ini. Setelah acara pembukaan pada hari Sabtu, 30 Maret 2024 yang bertempat di kantor PDM Boyolali, ustadz Ismail Soleh yang merupakan utusan dari MTDK Karanganyar diantar ke lokasi Safari dakwah di PCM Klego.

Chamalin, sekretaris PCM Klego menjelaskan bahwa pihaknya telah menjadwalkan kagiatan kajian sebanyak tiga kali, yaitu Kajian menjelang berbuka, kajian tarawih dan kajian ba’da shubuh. Dalam sambutannya mewakili PCM Klego pihaknya mengucapkan banyak terimakasih dan menyambut baik program Safari Dakwah MT PWM Jateng ini.

Pada kajian sesi pertama, dihadapan jajaran pengurus PCM, asatidz pondok serta para santri Pondok pesantren Muhammadiyah Muallimin Klego Ismail Soleh yang merupakan ketua MTDK Kab Karanganyar menyampaikan materi penguatan Ideologi Kemuhammadiyahan. Oleh pembicara diulas bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Gerakan dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar, dan Gerakan tajdid. Menyambung materi pertama disampaikan juga pentingnya peran Lazismu dalam mengembangkan dakwah persyarikatan. Harus ada orang-orang militan yang mau berjihad dibidang ZIS. Kegiatan sesi pertama ini diakhiri dengan buka Bersama serta sholat magrib berjamaah di masjid kompleks PontrenMu Muallimin.

Kajian sesi kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan sholat tarawih bertempat di masjid Jami Wates Kulon. Guna memotivasi jama’ah santri dan masyarakat umum pembicara menyampaikan sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang perumpamaan seorang mukmin dan munafik kaitannya dengan membaca Al-Quran

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

Artinya: “Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah yang memiliki wangi yang sedap dan rasa yang manis. Sedangkan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah tamar (kurma) yang tidak memiliki bau namun rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafiq yang membaca Al-Quran ibarat buah raihanah yang memiliki wangi yang sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafiq yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah handzhalah yang tidak memiliki bau dan rasanya pahit.” (HR. Muslim, 1896)

Sedangkan sesi ketiga dilaksanakan ba’da sholat Subuh dengan isian motivasi untuk para santri tentang modal santri dalam mencari ilmu dengan menyitir kalam dari Imam Syafi’i. Ismail Soleh yang juga merupakan Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar ini berpesan agar nanti para santri bisa menjadi kader-kader persyarikatan dengan terjun ke berbagai bidang kehidupan. “Silahkan jadi apapun boleh, jadi dokter, pengusaha, polisi, TNI, dosen, pejabat, mentri atau apapun silakan, tapi tetaplah jadi agen dakwah, jadilah para dai dengan masing-masing perannya” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button