BeritaDinamika Tabligh

Konsep Dasar Islam Berkemajuan : Kajian Ahad Pagi PRPM Blimbingrejo Jepara

Ahad, 18 Shafar 1445 H/ 3 September 2023 Pagi yang cerah sekitar pukul 05.10 WIB warga Muhammadiyah Ranting Blimbingrejo mulai berduyun-duyun menuju Gedung Dakwah Muhammadiyah Umar Hasyim Blimbingrejo dalam rangka Pengajian Bulanan Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Blimbingrejo sebagian berkendaraan sebagian lain bersepeda bahkan ada yang berjalan kaki dengan semangat bagaikan berangkat menuju medan jihad.

Undangan pengajian pukul 05.30 WIB diawali dengan makan bersama warga Muhammadiyah Blimbingrejo dengan antusias kehadiran jama’ah begitu banyak, bahkan gedung berkapasitas 1000 lebih belum cukup menampung jama’ah. Ciri khas warga Muhammadiyah tampak saat memasuki gedung dakwah dengan antrian rapi dan tertib sesuai dengan alur Laki-laki dan Perempuan secara terpisah.

Kajian bulanan kesempatan kali ini dihadiri dari PDM Kabupaten Jepara yang hadir Sekretaris PDM Jepara Bapak H. Hambali, S.Pd. Ketua  PRM Blimbingrejo Bapak Subhan, Ketua PRA Blimbingrejo Ibu Rohmiyatun (Istri Bapak Subhan),  Aktifis Muhammadiyah Blimbingrejo yang juga Anggota DPRD Kabupaten Jepara dari PAN, seluruh unsur Pimpinan PRM dan PRA Blimbingrejo, Warga Muhammadiyah Ranting Blimbingrejo, Santriwan-Santriwati Ponpes Muhammadiyah serta seluruh anggota Ortom Muhammadiyah dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Blimbingrejo dengan total jama’ah kurang lebih dari 1.500 Jama’ah berdasar panitia menyiapkan 1.500 bungkus nasi.

Tepat pukul 05.45 WIB Panitia Kajian Ahad Pagi yang disampaikan oleh Protokol Acara dengan menggunakan Bahasa jawa yang baik menyampaikan susunan acara dengan indah didengarkan. Decak kagum bagi jama’ah yang pertama kali mengikuti Kajian di PRM Blimbingrejo, bertambah haru saat Lantunan ayat suci al Qur’an dengan tartil dibacakan, kedua panitia tersebut merupakan anggota Pemuda Muhammadiyah Ranting Blimbingrejo.

Sampailah pukul 06.00  Protokol mempersilahkan Ustadz Khaerul Anwar, S.HI., M.SI. dari Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah untuk menyampaikan acara inti dengan Tema Konsep Dasar Islam Berkemajuan. Awal beliau membacakan surat Ali Imron ayat 102-104 sebagai landasan ideologi berdirinya Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar memiliki landasan guna menguatkan tekad guna meraih tujuan utama yaitu Menegakkan dan Menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sehingga perlu ditampakkan lagi pada spirit surat Ali Imron ayat 110 : “Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan berimanlah kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”

Beliau menyampaikan saatnya Muhammadiyah keluar untuk menampakkan dirinya sebagai Persyarikatan yang menebar manfaat kepada seluruh umat manusia, sehingga rahmatan lil ‘alamiin terwujud. Salah satu ikhtiar terdapat dalam keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta yaitu Risalah Islam Berkemajuan. Pertama, secara substantive istilah berkemajuan muncul dari pendiri Muhammadiyah KHA. Dahlan dengan ungkapan “Dadiyo Kyai sing kemajuan lan ojo kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah” sehingga istilah  kemajuan sudah tersampaikan sejak awal berdirinya persyarikatan. Kedua, Pokokpikiran Risalah Islam Berkemajuan merujuk pada Agama Islam yang membawa nilai-nilai Kemajuan dalam arti setiap ajaran Islam mengajak ummatnya untuk menebar kebaikan serba utama sehingga sering disebut dengan Ad-Diinul Hadharah atau agama berkemajuan.

Salah satu karaktek Islam berkemajuan adalah Tajdid atau pembaharuan. Tajdid dalam pemahaman Muhammadiyah dibagi 2, Pertama Tajdid dalam Bidang Aqidah dan Ibadah, Kedua Tajdid dalam Bidang Mu’amalah Duniawiyah. Adapun Tajdid dalam bidang Aqidah dan Ibadah bersifat Purifikasi atau Memurnikan urusan Aqidah dan Ibadah dari unsur-unsur yang menyalahi ketentuan agama. Ust. Khaerul mencontohkan dalam bidang Ibadah yaitu Masalah Do’a Iftitah sesuai tuntunan shalat dalam HPT jilid 1 masih memunculkan 2 pilihan do’a kemudian didalam HPT jilid 3 sesuai dengan keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid  menambahkan 1 Do’a lagi, sehingga pilihan Do’a Iftitah dalam shalat menjadi 3 pilihan. Begitu pula Tajdid dalam bidang Muamalah Duniawiyah bersifat dinamisasi.

Kajian ditutup dengan cerita Abu Dzar al Ghifari bertanya pada Rasulullah saw : “Apa yang dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka ? Rasulullah saw menjawab : Iman kepada Allah, Abu Dzar bertanya : Wahai Rasulullah apakah amal bersama dengan keimanan? Rasulullah menjawab : Engkau memberikan sebagian dari yang Allah telah anugerahkan dan rezeki padamu. Abu Dzar bertanya lagi: Wahai Nabi Allah bagaimana jika dia miskin dan tidak memiliki apa-apa untuk diberikan? Rasulullah menjawab : Ia diperintah mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Abu Dzar bertanya lagi: Bagaimana jika ia tidak dapat melakukan mengajak yang  ma’ruf dan mencegah yang mungkar? Rasulullah menjawab : Hendaklah ia membantu orang yang tidak pandai berbuat baik. Abu Dzar lanjut bertanya lagi : Bagaimana jika ia sendiri tidak pandai berbuat baik? Rasulullah menjawab : Hendaknya ia membantu orang yang teraniaya. Abu Dzar masih bertanya : Wahai Nabi Allah, bagaimana jika ia sendiri lemah, sehingga tidak dapat membantu orang yang teraniaya? Rasulullah menjawab : Jangan engkau biarkan temanmu tidak berbuat baik agar ia dapat menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain. Terakhir Abu Dzar bertanya : Wahai Rasulullah, apakah menurut engkau jika melakukan hal tersebut bakal masuk syurga ? Rasulullah menjawab : Seorang hamba beriman yang memiliki satu diantara sekian sifat-sifat itu, ia (Rasulullah) akan menggandeng tangannya dan memasukkannya ke Syurga”

Sehingga untuk berbuat baik bagi warga Muhammadiyah tidak harus memiliki impian yang terlalu tinggi. Terkadang orang tidak berbuat baik   atau beramal shalih bukan karena ia tidak mampu tapi karena ia tidak mau. Mari berbuat baik atau beramal shalih dengan kemauan yang disegerakan dengan mengharap ridho Allah swt.

Khaerul Anwar, SHI., M.SI. (Anggota Majelis Tabligh PWM Jateng)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button