Menghadapi Kenyatan Hidup Yang Singkat
Oleh : Didi Eko Ristanto (Majelis Tabligh PWM Jateng)
Kehidupan adalah perjalanan singkat yang akan berakhir dengan kematian. Saat kita hidup di atas bumi ini, kita sering kali terlalu terhanyut pada kehidupan duniawi dan melupakan bahwa kita semua akan berpulang ke Sang Pencipta pada akhirnya.
Usia berapapun kita saat ini, pastinya masih merasa bahwa kematian itu masih jauh.
Kematian dan penyesalan setelah mati adalah alarm agar kita merenungkan dosa-dosa kita.
Agar kita tegas tidak menjadi hamba penurut nafsu duniawi, dan berusaha keras menjalani hidup sebagaimana yang diridhai Allah dalam dalam hidup ini.
Kehidupan ini penuh dengan kesenangan dan cobaan, tetapi kita tidak bisa menghindari kenyataan bahwa kematian akan menangkap kita semua.
Mengetahui bahwa hidup ini hanya sementara seharusnya mendorong kita untuk mempersiapkan diri dan memperbanyak melakukan kebaikan.
Kesadaran akan kematian menjadi pendorong bagi kita untuk mengubah perilaku lebih baik, bertaubat dan meninggalkan dosa-dosa dan maksiat.
Sering kali kita terperangkap dalam nafsu dan keinginan duniawi. Kita memprioritaskan hal-hal materi dan kesenangan sesaat, tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya di akhirat.
Namun, pada saat-saat terakhir kita di dunia ini, penyesalan seringkali muncul. Saat itulah kita menyadari betapa banyak dosa-dosa yang telah kita lakukan dan betapa kita telah menyia-nyiakan waktu yang berharga.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merenungkan tindakan-tindakan kita dan memperbaiki diri sebelum terlambat.
Cinta terhadap dunia dan kerinduan akan kepuasan duniawi seringkali mengaburkan pandangan kita terhadap tujuan hidup yang sebenarnya.
Kekayaan, popularitas, dan kenikmatan sesaat semakin memperbudak hati dan menghalangi kita untuk mencapai kehidupan yang lebih berarti.
Saat kita selalu mengingat akan datangnya kematian, saat itulah kita mudah melepaskan cinta duniawi dan lebih bisa kosentrasi memusatkan perhatian pada pencarian kebahagiaan yang abadi di akhirat.
Kita harus bisa mengarahkan hidup kita agar selalu berada di jalan Allah. Tujukan pandangan kita jauh sampai ke Akhirat.
Saat kita menyadari betapa beratnya hisab dan ngerinya siksa, kita akan merasa terpanggil untuk mengubah cara hidup kita. Menerima apa yang sudah ada, menghargai nikmat yang ada, dan menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal duniawi semata.
Kita akan punya energi besar untuk beribadah mendekat pada Allah dan banyak berbuat baik pada sesama.
Mengingat kematian juga menghentak alam sadar kita tentang betapa terbatasnya waktu yang kita miliki di dunia ini. Setiap detik berharga, dan kita tidak tahu kapan ajal akan tiba.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan waktu dengan bijaksana. Meninggalkan kesibukan yang melalaikan kita, tidak bernilai pahala akhirat dan benar-benar fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup kita.
UDR