Khutbah Jum’at: Rabiul Awwal (Kelahiran dan Momentum Meneladani Akhlak Nabi)
Oleh : Rijal Wakhid Rizkillah, Lc., M.Ag (Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah)
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah kali ini, khatib berwasiat kepada para jama’ah sekalian pada umumnya dan kepada diri khatib sendiri khususnya, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena, peningkatan iman dan takwa sejatinya dapat diperoleh dengan dua cara tersebut, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana hadist nabi SAW:
الإيمان يزيد وينقص، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية
Iman itu naik turun. Naik (bertambah) dengan keta’atan dan turun (berkurang) dengan maksiat
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya
Hadirin Jumat rahimakumullah…
Bulan ini merupakan salah satu bulan di mana kita sebagai umat Islam merasa sangat bahagia bersyukur kepada Allah SWT. Mengapa kita berbahagia? Mengapa kita bersuka cita di bulan Rabiul Awwal ini?
pada bulan ini, yaitu bulan Rabiul Awwal, atau yang sering disebut juga dengan bulan maulid, 14 abad yang lalu, seorang Nabi terakhir terlahir ke muka bumi ini, tidak lain tidak bukan beliau adalah Rasulullah Muhammad SAW. Karena Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107;
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam,:.
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia dan di akhirat kelak.
Jamaah jumat rahimakumullah ..
Bagaimana kita tidak bersuka cita? Bahkan Nabi Isa AS yang hidup sekitar 6 abad sebelum Rasulullah bersuka cita dengan adanya kabar gembira akan lahirnya Rasulullah SAW. Dan kegembiraan tersebut disampaikan kepada umatnya.
Dalam Surat As-Saff (61) Ayat 6, Allah SWT Berfirman:
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”
Bahkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang hidup 30 generasi sebelum Rasulullah Muhammad SAW telah lama berdoa kepada Allah SWT agar diutus seorang rasul dari kaumnya… dan ternyata kita dapat menjadi ummat dari Rasul yang didamba-dambakan tersebut.
Doa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail setelah meninggikan pondasi Baitullah tersebut termaktub dalam Al-Quran surat Al-Baqarah Ayat 129:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Lalu bagaimana menyalurkan energi kebahagiaan atas kelahiran nabi tersebut?
Energi kebahagiaan tersebut mari kita salurkan dengan meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai sisi kehidupan. Kita bisa melihat begitu hebatnya kualitas akhlak Nabi Muhammad ﷺ sehingga beliau menjadi Nabi terbaik dari kalangan Ulul Azmi, dan menjadi pemimpin seluruh para Nabi bahkan seluruh umat manusia semenjak dari nabi Adam ‘alaihis salam hingga umat Islam terakhir yang nyawanya dicabut menjelang terjadinya hari kiamat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yang Maha Agung dan Mulia memberikan pengakuan atas kebesaran jiwa, kemuliaan akhlak, ketinggian sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ dalam firman-Nya,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. [Nun: 4]
Jamaah Jumat Rahimakumullah..
Dengan akhlak yang sedemikian agungnya, pribadi yang sangat konsisten melalukan apa pun yang beliau ajarkan kepada umatnya, beliau menjadi sebuah contoh hidup yang menjadikan para sahabat saat itu dengan sangat mudah memahami maksud-maksud ayat al-Quran dalam berbagai momen, situasi dan peristiwa.
Selain itu, karena kuatnya konsistensi Nabi Muhammad ﷺ terhadap ajaran al-Quran, menjadikan beliau menjadi contoh hidup bagaimana mempraktekkan tuntunan Al-Quran dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, negara, dalam situasi perang dan damai.
Demikian pula dalam hal berinteraksi dengan non Muslim baik sebagai non Musim tersebut individu maupun berupa komunitas dan negara. Semuanya menjadi tuntunan dan teladan yang harus diikuti. Bahkan meneladani Nabi ﷺ merupakan salah satu dari bukti terkuat dari keimanan dan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzab: 21]
Allah Juga berfirman,
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [Ali Imran: 31]
Orang yang mencintai Nabi Muhammad ﷺ pasti akan meneladaninya dengan sebaik-baiknya. Semakin besar cintanya kepada beliau ﷺ maka semakin kuat dan lengkap pula bentuk-bentuk meneladaninya.
Jamaah jumat Rahimakumullah..
Dengan melihat betapa agungnya akhlak nabi Muhammad SAW, maka dibulan rabiul awwal bisa jadikan momentum kita semua untuk meneladani akhlak nabi dengan memperbanyak amalan-amalan sunnah yang telah beliau ajarkan seperti bersholawat kepada nabi, shalat tahajjud serta puasa sunnah.
Sebagai rasa cinta dan sikap bersyukur atas keberkahan risalah yang diembannya, serta bukti cinta kita kepada nabi-Nya, maka Allah perintahkan kepada umatnya untuk melantunkan Sholawat kepadanya dan menjadikannya sebagai bentuk taqarrub dan ibadah yang agung di kehadirat-Nya.
Sebagaimana yang Allah tegaskan,
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
Maksud dari doa Allah atas Nabi-Nya yaitu; Allah memuji baginda Rasul, memberinya inayah, menunjukkan kehormatan, kebajikan, dan kesuciannya, adapun doa dan shalawat kita atas Nabi artinya kita meminta kepada Allah untuk meningkatkan pujian-Nya tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Shalawat adalah wasilah dan cara seorang muslim untuk memperoleh keberkahan, pahala, martabat yang agung dan maghfirah-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah akan memberkatinya dengan sepuluh doa, dan akan dihapus sepuluh kesalahan darinya, dan ditinggikan sepuluh derajat untuknya.” (HR. An-Nasa’
Sedangkan dalam ibadah ,Rasulullah sendiri dalam sebuah hadits riwayat Muslim dikisahkan bahwa beliau shalat malam hingga bengkak kakiknya. Melihat hal tersebut, ‘Aisyah istri beliau, bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
Wahai Rasulullah, untuk apa Engkau melakukan ini sedangkan dosa-dosamu yang lampau dan yang akan datang?
Maka saat itu Rasulullah SAW menjawab:
فَقَالَ “ يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ”
Rasulullah SAW bersabda, Wahai ‘Aisyah, Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?
Rasullullah yang sudah dijamin masuk surga masih beribadah sampai bengkak kakiknya, trus bagaimana dengan kita? Yang masih berlumur dengan dosa seharusnya lebih memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Adapun terkait dengan puasa sunnah, salah satunya yang bisa mulai kita latih adalah membiasakan diri untuk berpuasa Senin dan Kamis.
Dalam sebuah hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Rasulullah SAW bersabda: Amalan-amalan manusia diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang apabila amalan saya diajukan dalam keadaan saya berpuasa.
Jamaah jumat rahimakumullah….
Tentunya masih banyak lagi ibadah sunnah yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, semoga kita dapat meneladani beliau dari berbagai sisi agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِه
Jamaah jumat rahimakumullah…
Sebagai seorang muslim, selayaknya kita berusaha untuk istiqomah dalam meneladani akhlak Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits nabi SAWbersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاقِ
Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq.
Kemudian , Bagaimanakah aklaq Rasulullah itu? ‘Aisyah menjelaskan:
كَانَ خُلُقُ نَبِيِّ اللَّه ﷺ الْقُرْآنَ” رواهُ مُسْلِم
“Akhlaq Rasulullah SAW adalah (sebagaimana yang ada dalam) Al-Quran”
Akhirnya, semoga dengan momentum bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, kita dapat memacu diri kita sendiri dan juga keluarga kita untuk meneladani Rasulullah SAW.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات
اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ