KhutbahKhutbah Jum'at

Khutbah Jum’at : Memaksimalkan Ibadah di bulan Ramadhan

Oleh : Rijal Wakhid Rizkillah, Lc., M.Ag (Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah)

انَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ

 لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾[آل عمران:102].

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾[النساء:1].

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾[الأحزاب:70-71]

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 Mengawali khutbah kali ini, khatib berwasiat kepada para jama’ah sekalian pada umumnya dan kepada diri khatib sendiri khususnya, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena, peningkatan iman dan takwa sejatinya dapat diperoleh dengan dua cara tersebut, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya

Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Jamaah Jumat Rahimakumulah..

Tak terasa saat ini kita telah berada pada Jumat kedua dari syahrillah, syahrin mubarak, yaitu bulan Ramadhan. Bulan mulia ini adalah satu-satunya bulan dalam sistem penanggalan Hijriah yang disebut dalam Al-Qur’an. Ketika Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan kemuliaan Ramadhan, maka beliau bersabda:

رَمَضَانُ شَهْرُ اللهِ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ

Artinya: “Ramadhan adalah bulan Allah. Keutamaannya dibanding bulan-bulan lain adalah bagaikan keutamaan Allah dibanding dengan makhluk-Nya” (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, Daru-l Kutubi-l Ilmiyyah, h. 186)

Dalam satu kesempatan ketika ketika Ramadhan tiba, beliau menyampaikan kepada para sahabat

وَقَدْ دَنَا شَهْرُ رَمَضَانَ لَوْ يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ اُمَّتِي اَنْ يَكُوْنَ سَنَةً

Artinya: “Ramadhan telah tiba. Seandainya para hamba Allah mengetahui terhadap apa-apa yang ada dalam Ramadhan, maka umatku pasti berharap agar bulan ini tetap ada selama setahun penuh” (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, h. 186).

Membahas Ramadhan maka tak bisa lepas dari membahas salah satu rukun Islam, yaitu puasa, yang diwajibkan pada seluruh orang beriman yang telah memenuhi syarat wajibnya. Puasa merupakan ibadah yang sangat mulia sebab pahala yang diperoleh langsung diberikan oleh Allah tanpa perlu ditanyakan jumlah lipat-gandanya.

Jamaah Jumat Rahimakumulah..

Dalam sebuah hadist disebutkan

وعن أبي هريرة قال: «قال رسول الله ﷺ: كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال الله تعالى إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به يَدَع طعامَه وشرابه وشهوته من أجلي

“Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya kepada orang-orang yang telah menahan syahwat, makan, dan minum karena-Ku.

Dari hadist ini kita dapat merenungi, setiap kebaikan yang dilakukan seorang hamba akan dilipatkan 10 hingga 700 x lipat. Kecuali puasa. Allah yang akan membalasnya. Karena puasa adalah amalun sir, pekerjaan rahasia yang hanya diketahui oleh hamba yang berpuasa dan Allah semata.

Dalam hadist lain nabi bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, Khashaisu Ummati-l Muhammadiyyah, Hai’atu-sh Shofwati-l Malikiyyah, h. 192)

Berkaca pada hadits tersebut, agar kita bisa memperoleh keutamaan-keutamaan yang telah dijelaskan, maka setidaknya ada dua syarat yang harus dilakukan:

Pertama, puasa dalam keadaan iman. Iman yang dimaksud adalah membenarkan semua balasan dan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah.

Kedua, puasa dalam keadaan ihtisab, yaitu mengharap ridha Allah. Bukan puasa karena takut menjadi bahan penggunjingan orang lain kalau tidak berpuasa

Oleh karena itu, seyogianya kita dalam menjalani puasa Ramadhan mengetahui kemuliaan ibadah ini, menjaga lisan dari bohong, ghibah, fitnah, menjaga anggota badan dari perbuatan maksiat, menjaga hati dari sifat hasad, dan tidak memusuhi sesama.

Jamaah jumat rahimakumullah….

Syaikh ‘Izzuddin Ibn Abdus Salam, di dalam Kitab Maqoshidus Shoum, mengatakan bahwa diantara tujuan, fadhilah puasa Ramadhan yaitu untuk mendidik hawa nafsu agar terbiasa menjalankan amal-amal yang baik selama bulan Ramadhan.

Dengan demikian, spirit ibadah selama bulan Ramadhan bisa terus dilaksanakan hingga 11 bulan berikutnya pasca Ramadhan.

Pertanyaan…… Mengapa nafsu harus didik serta diarahkan agar mau menjalankan ibadah, khususnya di bulan Ramadhan?

Salah satu alasan yaitu karena Nafsu kita mempunyai kecenderungan mengajak pada hal-hal yang tidak baik, sulit, bahkan menolak diajak beribadah. Hal ini berdasarkan Firman Allah dalam Surat Yusuf ayat 53:

وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Al-Imam al-Ghazali juga mengatakan:

السَّعَادَةُ كُلُّهَا فِي أَنْ يَمْلِكَ الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَالشَّــقَــاوَةُ فِي أَنْ تَمْـلِـكَـــهُ نَفْـسُــــهُ

“Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya.”

Jamaah Jumat Rahimakumullah….

Oleh karena itu, pada bulan Ramadhan ini mari kita ddik nafsu kita, kita paksa serta biasakan menjalankan sholat berjamaah, membaca Al Qur’an, qiyamullail, sholat tarawih, shodaqah dan ibadah-ibadah lainnya.

Pada bulan Ramadhan ini, melalui lapar dan haus, nafsu lebih mudah untuk dididik. Dan merupakan momentum yang paling tepat untuk menundukkan nafsu kita, kita paksa agar mau menjalankan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk.

Bulan Ramadhan merupakan laboratorium yang dirancang oleh Allah untuk menundukkan nafsu. Ramadhan juga menjadi potret atau gambaran kehidupan kita dalam 11 bulan selanjutnya. Artinya, seperti apa model dan kualitas ibadah kita setelah Ramadhan, bisa dilihat dari kebiasaan kita saat ini selama bulan Ramadhan. Apabila di bulan Ramadhan tersebut bisa istiqomah menjalankan sholat jamaah, InsyaAllah 11 bulan setelah Ramadhan kita bisa menjalankan sholat secara berjamaah.

Begitu juga apabila selama bulan Ramadhan bisa rutin atau istiqomah melakukan tadarus, membaca Al Qur’an, Ingsya Allah 11 bulan setelah Ramadhan kita juga bisa melakukan tadarus dan ibadah-ibadah lainnya.

Bahkan ada ulama mengatakan kalau kita tidak bisa khatam alquran pada bulan ramadhan ini, maka mustahil kita bisa mengkhatamkan alquran di bulan2 selanjutnya, kalau kita tidak bisa bersodaqoh berbuat baik selama bulan ramadhan, maka kita juga akan bakhil pada bulan2 berikutnya. Kalau kita tidak bisa melakukan sholat malam terawihnya dengan disiplin , maka kita juga akan seperti itu selama 11 bulan selanjutnya.seakan2 kita diharamkan kebaikan oleh Allah sisa malam pada 11 bulan selanjutnya.

Jamaah Jumat Rahimakumulah..

Pada kesempatan romadhon ini, jangan sampai menjadi orang yang merugi . dosa kita belum dimaafkan . padahal bulan ini merupakan bulan ampunan, bulan rahmat,bulan berkah dan pintu langit dibuka lebar. Jangan sampai kita lewatkan saja sehingga ketika keluar belum mendapat ampunan dari Allah SWT

Dalam sebuah hadist rasul SAW bersabda:

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

Dan celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan,

Pada kesempatan lain rasulullah juga pernah mengancam pada segelintir orang. Dikisahkan ketika Nabi menaiki mimbar, pada tanggal pertama beliau berucap âmîn. Pada tangga kedua dan ketiga beliau juga berucap âmîn. Para sahabat akhirnya bertanya, “Wahai Rasulullah, kami mendengar engkau mengucapkan âmîn tiga kali.” Nabi menjelaskan, “Pada tangga pertama tadi, Jibril mendatangiku dan mengatakan,

شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Artinya: “Celaka orang yang menjumpai Ramadhan dan melewatinya tapi dosa-dosanya tidak diampuni.” Maka aku mengucapkan ‘âmîn’.

Pada tangga kedua Jibril berkata,

شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ

Artinya: “Celaka orang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tapi hal itu tidak bisa memasukkannya ke surga.” Maka aku mengucapkan ‘âmîn’.

Pada tangga ketiga Jibril berkata,

شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ

Artinya: “Celaka orang yang ketika namamu disebut di dekatnya, tapi ia tidak bershalawat padamu.” Maka aku mengucapkan ‘âmîn’. (Imam al-Bukhari, al-Adabu-l Mufrad, bab Man Dzukira ‘Indahu an-Nabiyyu Falam Yushalli ‘Alaihi).

Doa tersebut disampaikan oleh malaikat terbaik dan diaminkan oleh manusia sekaligus makhluk terbaik. Maka sungguh rugi orang beriman yang dosanya tidak diampuni oleh Allah setelah berlalunya Ramadhan. Nau’udzubillahi min dzalik.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, para Hadirin, mari kita bersama-sama menjalankan Ramadhan dengan penuh kekhusyukan. Mari bersama-sama memaksimalkan ibadah di dalamnya. Semoga kita semua bisa memperoleh ridha Allah dan fadhilah atau keutamaan Ramadhan serta dijauhkan dari akhlak tercela yang bisa membatalkan pahala puasa. Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. 
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ  فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِه

Jamaah Jumat Rahimakumulah..

Semoga kita bisa menjalani Ramadhan tahun ini dengan lebih baik dengan penuh kekusyuan dan ketundukan. Sehingga kita bisa meraih pahala dari Allah SwT dan diampuni segala dosa2 kita. Dan pada akhirnya, kita bisa memasuki surga-Nya dari pintu Ar Rayyan. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin…

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

 اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَوَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button