Khutbah Jum’at : Kurikulum Anak Shaleh
Oleh : Pujiono,S.SI.,MM ( Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Syukur alhamdzulillah kita pada hari ini bisa datang untuk menjalankan perintah Allah selaku orang mukmin yang wajib hukumnya untuk melaksanakan shalat jumat.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Anak adalah amanah Allah SWT yang diembankan kepada setiap orang tua. Bila kita cermati Anak memiliki ragam karakter, jika kita telisik ada tiga karakteristik anak dihadapan orang tua, yakni :
Pertama, Anak sebagai perhiasan orang tua, sebagai mana firman Allah dalam Al-Kahfi : 46 “
- اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا
Artinya : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Kedua, Anak sebagai musuh orang tua sebagaimana Firmanya dalam At-thaghabun ayat : 14
- يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ketiga, Anak sebagai ujian atau fitnah, sebagaimana firman Allah dalam A-Thagabun : 15
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
Artinmya “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Dari tiga karakteristik tersebut tergantung bagaimana orang tua mengelolanya. yang jika kita kurang hati-hati, akan menjadikan repot orang tua bahkan aib keluarga, rasa cinta yang berlebihan kepada anak juga tak baik, karena dapat melalaikan kita dari cinta dan taat kepada Allah, RasulNya. Perhatikan FirmanNya :
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Karena itulah mari kita siapkan dan kita didik anak-anak kita untuk menghadapi berbagai tantangan zaman yang semakin materialis dan liberal. Kita didik anak-anak kita dengan pondasi agama Islam untuk mewujudkan anak-anak yang shalih. Anak-anak yang beriman, istiqamah di atas keimanan dan ketakwaan, berakhlak karimah. Dengan anak yang shalih inilah dunia akan nyaman, tentram, sejahtera dalam kepatuhan kepada Allah SWT.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Ada platform dan rambu-rambu yang bisa dijadikan acuan kurikulum menjadikan anak saleh yakni An-Nisa`: 36
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba saha-yamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang som-bong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa`: 36).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Berdasarkan ayat ini, anak atau orang yang baik adalah:
Pertama, Bertauhid, ( وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ) Berkeyakinan tidak menyekutukan atau menduakan Allah. Tauhid adalah hal dasar yang akan menjadi pondasi bagi anak sebagai mana Firman Allah QS Luqman Ayat : 13
- وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.
Dengan pondasi tauhid yang kuat kepada Allah orang tidak akan mudah mengambil jalan menyimpang ditengah kesulitan apapun. Sekarang ini banyak generasi muda yang “mati rasa” hilang rasa malu, beringas, mudah putus asa semua itu karena keyakinan tauhid kepada Allah yang rendah.
Kedua, ( وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانً ) adalah berbakti kepada ibu bapak, ini adalah wujud bukti anak saleh. banyak cerita orang tua menderita bahkan terlantar setelah anaknya pada berumah tangga. Hanya demi sebuah karir kadang anak rela meningalkan orang tua atau malah yang lebih parah menitipkan di panti jompo sementara cukup waktu untuk merawatnya. dan ini tak akan terjadi manakala anak memiliki pemahaman agama yang baik.
Ketiga, Berbuat baik kepada sesama manusia. Seiring dengan ketatnya persaingan hidup saat ini, rasa empati dan peduli terlihat memudar. Namun bila sejak dini anak kita pahamkan akan sebuah kepedualian terhadap karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba saha-yamu, maka rasa itu akan terpupuk. Sebagaimana sabda Nabi “ Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi yang lain dijadikan pondasi untuk menumbuhkan rasa empati itu.
Keempat, Tidak sombong dan bangga diri. Sejak dini anak harus dipahamkan akan bahaya sikap sombong. Sombong adalah sesuatu yang dibenci Allah, karena hanya Allah yang boleh sombong. Namun bila kita saksikan saat ini banyak orang yang merasa lebih dibanding yang lain hanya karena status sosial. Banyak orang meremehkan sesama karena “nasab” dan jabatan. Dengan memdidik anak untuk bertingkah laku tidak sombong andap asor cermin generasi mulia.
An-nahl ayat 23
- لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ
Artinya “ Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
Qs al-isra : 37
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا
Artinya “ Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Jika orang tua sanggup merawat dan mendidik anak dengan berdasar quran An-nisa ayat 36 diatas, Insya Allah anak shalih akan terwujud, inilah bukti kita telah bersungguh-sungguh melaksanakan Kurikukulum Allah dalam melangsungkan generasi yang sholeh dan sholeha.
Marilah kita tundukkan hati, pikiran, dan perasaan kita ke hadapan Allah. Kita memohon kepadaNya, semoga berkenan kiranya Dia menurunkan karunia, taufik, hidayah, dan inayahNya kepada kita semuanya, sehingga kita bisa mewujudkan generasi yang sholeh dan sholeha. amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
Khutbah Kedua dan doa
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُواْ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ