Khutbah Idul Adha : Rela Berkorban Setiap Saat
Oleh : Dr. H. Ali Trigiyatno, M.Ag ( Ketua Majelis Tabligh PWM Jateng 2022-2027, Ketua MUI Kab. Batang 2022 – 2028
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأ شهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.وقال َ أيضا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Jamaah salat Idul Adha Rahimakumullah
Selaku khatib tidak bosan-bosannya untuk selalu mengajak bersyukur dengan bertahmid, bertakbir dan mengesakan tauhid kita dengan ucapan tahlil, la ilaha illah, terlebih-lebih di 10 hari pertama bulan Zulhijjah ini. Juga kami selalu mengingatkan jamaah sekalian untuk selalu menjaga dan memupuk nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan yang tidak semua hamba-Nya diberi anugerah yang tidak terhingga nilainya ini.
Pada hari ini, tanggal 10 Zulhijjah 1444 H, kita bersyukur dan sangat bersyukur karena diberi kesempatan umur panjang dan kesehatan yang prima sehingga bisa hadir untuk menunaikan salat id dilanjutkan bagi yang berkemampuan dengan menyembelih hewan kurban baik berupa sapi maupun kambing, baik secara pribadi maupun patungan. Memang, di hari ini, tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dibanding seorang hamba yang dengan ikhlas menyembelih hewan kurban, sebagaimana disabdakan Nabi SAW :
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Namun perlu diingat, agar kurban kita diterima, maka uang yang kita buat membeli bintang kurban hendaknya uang yang halal, kalau hasil berhutang hendaknya dilunasi, serta jangan lupa kita kerjakan semua itu atas dasar keimanan, ketaqwaan dan keikhlasan, karena tanpa itu Allah tentu tidak akan menerimanya.
firman-Nya Qs Al-Hajj: 37
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamd
Hadirin sidang jamaah Idul adha yang berbahagia.
Ajaran berkorban merupakan ajaran yang sarat dengan pesan luhur yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan itu adalah, jika kamu ingin dekat Allah maka korbankan sesuatu yang kamu cintai yakni hartamu atau hewanmu yang terbaik, lalu korbankan dengan penuh keimanan dan keikhlasan lalu bagi-bagikan daging itu ke sesama manusia yang memerlukan, termasuk kamu sendiri pun boleh ikut memakannya. Dengan demikian, tersirat pesan, kalau kita ingin dekat Alah maka dekatilah manusia, muliakan manusia, kenyangkan manusia, sayangi manusia, karena sebenarnya Allah maha sempurna yang tidak membutuhkan layanan atau penghormatan dari manusia.
Adalah keliru jika ada orang ingin dekat dengan Allah tapi malah menjauhi manusia, menyakiti manusia, tidak peduli manusia apalagi yang miskin dan papa serta terlantar. Allah bisa didekati dengan cara memuliakan, menghormati serta membahagiakan manusia lain.
Selain itu, kalau kita ingin dekat dengan manusia, caranya justru kita harus mau berkorban buat mereka, baik tenaga, waktu, pikiran termasuk harta guna menolong dan membahagiakan mereka. Jangan malah sebaliknya, mengorbankan mereka untuk kesenangan dan kebahagaiaan kita, ini sungguh terlalu dan sangat keliru.
Selanjutnya dalam kurban kita diajarkan agar berkorban dengan hewan yang sehat, gemuk dan bagus. Tidak boleh berkurban dengan hewan yang cacat, kurus dan penyakitan. Ini adalah ajaran agar kita terbiasa memberikan yang terbaik, yang kita cintai, karena dengan mempersembahkan yang kita cintai itulah tanda kesempurnaan iman kita.
Allah mengingatkan :
لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.( Ali Imran : 92)
Pelajaran lain yang bisa dipetik dari idul kurban adalah, jika ibadah puasa mengajak kita untuk lapar dan haus bersama-sama, maka idul adha mengajak kita untuk kenyang bersama-sama dengan lauk yang sama, yakni daging segar yang penuh protein hewani yang bisa jadi tidak bisa setiap hari dinikmati oleh segolongan masyarakat yang kurang mampu. Lapar terasa ringan jika dirasakan bersama-sama, demikian juga kenyang akan lebih bermakna jika juga dilakukan bersama-sama. Ajaran ini mengajarkan agar umat Islam selalu kompak dan bersama-sama baik dalam senang maupun susah. Tidak egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Pesan selanjutnya dari ibadah kurban, walaupun secara fikih syariat kurban hanya setahun sekali, namun spirit rela berkorban di setiap waktu dan tempat hendaknya mengilhami kita untuk selalu siap berkorban jika memang dibutuhkan dan diminta. Apalagi posisi kita sebagai pimpinan di persyarikatna maupun di pemerintahan, sudah sewajarnya dan semestinya menyediakan waktu,tenaga, harta lebih untuk melayani masyarakat dengan penuh semangat dan suka cita.
Perlu disadari dan dimenegrti, jika kita ada kelonggaran dan kemampuan, sementara kita abai dan acuh dengan hak sesama terutama kaum dhuafa dan mustadha’afin, maka takutlah akan kejadian di akhirat kelak, di mana kita akan dituntut oleh Allah SWT akibat ketidakpedulian itu, sebegaimana tergambar dalam dialog hadis qudsi berikut ini.
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: إنَّ اللهَ – عَزَّ وَجَلَّ – يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ : يَا ابْنَ آدَمَ ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أطْعِمُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ أطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أسْقِيكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمينَ ؟! قَالَ : اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ ! أمَا أنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! . رواه مسلم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, ‘Wahai Anak Adam! Aku sakit, namun engkau tak menjengukKu!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjengukMu, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hambaKu, si fulan, menderita sakit, namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapatiKu di sisinya?’ ‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta makan kepadamu, namun engkau tak memberiKu makan!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberiMu makan, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hambaKu, si fulan, telah meminta makan kepadamu, tapi engkau tidak memberinya makan? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu?’ ‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberiKu minum!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberiMu minum, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Hamba-Ku, si fulan, telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberinya minum! Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu’.“ (HR Muslim)
Tentunya kita semua tidak ingin dituntut Allah di akhirat kelak hanya karena kita acuh dan cuek dengan penderitaan sesama, sementara kita diberi kemampuan lebih untuk bisa membantu dan meringankan beban mereka.
Allahu akbar Allahu Akbar Walillahil hamd
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah SWT.
Sebagai pentup marilah kita bersyukur dan bergembira di hari ini khususnya dengan kegembiraan yang wajar dan tidak berlebihan. Bolehlah kita makan bersama-sama dengan lauk istimewa bersama kerabat dan tetangga, namun hendaknya kita tidak berlebihan terutama makan daging kambing bagi penderita penyakit tertentu. Jangan sampai kegembiraan yang tidak terkontrol malah mendatangkan ketidakgembiraan karena kecerobohan kita sendiri. Jangan sampai kita menggali kubur kita sendiri dengan gigi-gigi kita alias makan minum yang tidak terkontrol.
Sekian dan demikian khutbah singkat dari saya, selanjutnya kita akhiri dengan doa.
الۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ