Khutbah Jum’at : Mengukir Monumen Pahala
Oleh : Pujiono,S.Si.,M.M (Anggota Majelis Tabligh PWM Jateng)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum muslimin yang berbahagia!
Syukur alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi kesempatan berkumpul menghadiri undangan allah, Selaku umat Islam laki-laki yang diwajibkan untuk menunaikan Salat jumat. Ini semua pertanda Allah masih memberikan nikmat yang besar kepada kita, untuk itu marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita epada-Nya, dengan menggunakan waktu yang baik ini kita gunakan untuk sedikit merenung akan sebuah wasiat Imam Al-Hasan Al-Bashri:
أَيُّهَا النَّاُس إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ.
“Wahai manusia, ketahuilah bahwasanya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, setiap ada sehari yang berlalu, maka hilanglah sebagian dari dirimu.”
Ma’asyiral muslimin, jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Dari wasiat Imam Al-Hasan Al-Basri dapat kita ketahui betapa sangat pentingnya waktu sehingga perlu kita gunakan waktu didunia ini sebaik mungkin, mengingat keterbatasan umur kita.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Coba renungkan pertanyaan dibawah ini?
- Sudah berapa umur kita yang berlalu begitu saja ?
- Sudah berpa teman atau saudara kita seusia telah tida? Dan kita akan menyusulnya.!
- Sudah berapa amal baik yang telah kita kumpulkan sebagai investasi di akherat ?
- Sudah berapa pula, amal maksiat yang telah kita lakukan yang menyebabkan kita terseret kedalam Neraka
Kaum muslimin yang berbahagia!
Memang betul hidup ini sebentar sekali, kadang kita tak mengira setiap detik yang terlewati sebenarnya adalah mengurangi jatah hidup kita didunia.untuk itu mengukir prestasi amal yang baik di dunia adalah suatu keharusan . Prestasi manakah yang akan kita ukir? Tentunya Prestasi barrun, taqiyyun, karimun (baik, taqwa, mulia!) bukan fajirun, syaqiyun, Dzalilun (ahli maksiat, celaka, hina)
Kaum muslimin yang berbahagia!
Untuk itu marilah, segera bertobat untuk dan bergerak ‘mengukir” dengan amal taat terhadap Allah dan Rasulnya.untuk bekal amal yang banyak di negeri akherat nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Mengingat jatah umur kita yang sedikit, tidak seperti umat-umat yang terdahulu tentunya kita harus berlomba, berinisiatif, berhasrat untuk membuat monumen pahala yang pahalanya bisa mengucur kepada kita. Namun ingat jangan sampai niatan itu semua malah terjerumus pada riya’ yang hanya ingin dikenang manusia dan tak dapat-apa dihadapan Allah, adapun Monumen pahala tersebut simak hadist berikut :
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ (صحيح الجامع)
sab’un (tujuh) yajrii (yang tetap mengalir) lil’abdi (kepada seorang hamba) ajrahunna (pahalanya) wa huwa (sekalipun dia) fii qabrihii (di dalam kubur) ba’da mautihi (setelah kematiannya) : man allama ilman (siapa yang mengajarkan ilmu), aw (atau) ajra (mengalirkan) nahran (sungai) aw hafara bi’ran (menggali sumur), aw gharasa nakhlan (menanam tanaman) aw banaa masjidan (membangun masjid) aw waratsa mushafan (mewariskan mushaf) aw taraka waladan (meninggalkan anak) yastaghfiru lahuu (yang memintakan ampun untuknya) ba’da mautihi (sesudah kematiannya). (Shahih Jami’).
Kaum muslimin yang berbahagia!
Dari Hadist Riwayat hadist diatas bahwa amalan yang dapat sebagai monumen bagi pelaku / pembuat amal adalah :
- yang mengajarkan Ilmu,
Ilmu adalah penerang bagi kegelapan, maka orang berilmu yang mengajarkan ilmunya yang bermanfaat bagi manusia pahalanya sangat besar. Dan Allah Ta’ala mengabarkan keadaan suatu kaum yang diberikan ilmu, namun ilmu yang ada pada mereka tidak bermanfaat karena tak diamalkan. Dan ilmu yang bermanfaat pada hakikatnya merupakan sumber pahala bagi yang mengajarkanya . Allah Ta’ala berfirman :
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [Al-Jumu’ah: 5]
Jamaah yang di rahmati Allah,
- mengalirkan sungai
Mengalirkan sungai disebut sebagai bentuk amalan tak putus pahalanya. Sebab dengan aliran sungai banyak makhluk yang dapat mengambil manfaat. Sejatinya Allahlah yang menggerakkan air-Nya di muka bumi ini, tetapi sumber-sumber air itu tersembunyi, dan dikaruniakan-Nya kepandaian kepada seorang hamba-Nya untuk dapat membendung dan mengalirkan air itu dalam sebuah aliran panjang.
Jamaah yang di rahmati Allah,
- membuat sumur
Menggali (membuat) sumur adalah amalan yang juga tak putus pahalanya. Pembuatan sumur di daerah langka air sungguh bagaikan menurunkan hujan dari langit bagi makhluk di sekelilingnya. Terlebih bisa ditinggalan bagi generasi yang akan datang
Jamaah yang di rahmati Allah,
- menanam tanaman
Menanam tanaman yang kemudian hasilnya dinikmati oleh makhluk pun memberikan pahala yang tak terputus. Tanaman apa pun itu, sekalipun hanya rumput. Dengannya tanah dapat menahan air yang melimpah dari hujan yang tercurah dari langit, mencegah banjir dan luapan air di tempat-tempat yang rendah. Biji yang ditanam dan berkembang menjadi pohon yang daunnya rindang melebar, menjadi tempat bernaung dan sebagai tempat ternyaman untuk tidur-tiduran segala makhluk pada siang hari bolong.
مَنْ غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ ( أخرجه البخاري)
“Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian sebagiannya dimakan anak Adam atau makhluk Allah lainnya, niscaya baginya (pahala) shadaqah“ (HR.Bukhari).
- mendirikan masjid
Membangun Masjid termasuk perintah agama. Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya untuk membangun Masjid dimana saja mereka berada. Sebagaimana pengakuan para sahabatnya : “Rasulullah SAW telah menyuruh kami membangun Masjid ditempat tinggal kami dan supaya kami menjaga kebersihannya.“ (HR. Ahmad dan Tarmidzi).
Pengadaan masjid termasuk salah satu investasi amal yang akan mengalirkan pahala terus menerus bagi orang-orang yang membangunnya. Karena hal ini termasuk salah satu dari tiga amal yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW : “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariah (termasuk membangun Masjid), ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya`` (HR. Muslim).
Bagi mereka yang membangun Masjid atau menyediakan dana untuk pembangunan/pengadaan Masjid termasuk dalam kategori Firman Allah : “Perumpamaan (dana yang dikeluarkan) oleh orang-orang yang menghasilkan seratus biji. Allah melipatgandakan pahala siapa saja yang dikehendaki Nya, dan Allah maha luas pemberian Nya lagi Maha Mengetahui“ (Al Baqarah : 261).
Jama’ah Rahimakhumullah,
- mewariskan mushaf
Mewariskan mushaf (Al-Quran) dan buku-buku yang mengandung kebaikan dan ilmu adalah amalan yang senantiasa mengayakan pemberinya. AlQurannya senantiasa dibaca, dan menambah imani pembacanya. Buku-buku adalah sumur ilmu, menambah iman seseorang dan mendekatkanNya kepada Allah dengan kemakrifan.
- meninggalkan anak yang saleh, yang mau mendoakan kedua orang tuanya setelah tiada. Meninggalkan generasi slaeh dan saleha adalah insvestasi kita diakherat nuat kita. Sebagaimana Hadist riwayat Muslim diatas yakni : Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariah (termasuk membangun Masjid), ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya“ (HR. Muslim).
Jamaah yang di rahmati Allah,
Itulah jalan menuju Insvestasi Amal kita di akherat nanti, namun ingat semua itu akan sia-sia dan tak akan berguna bila tanpa disari keikhlasan dan mengharap ridho Allah semata, sebab banyak orang beramal namun hanya arena ingin dilihat manusia. Itulah ujian Allah kepada kita, sebagaimana sabda Rasul SAW.
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ.
“(Jalan) menuju Jannah itu penuh dengan sesuatu yang tidak disukai manusia, dan (jalan) Neraka itu dilingkupi sesuatu yang disukai oleh syahwat”
Jamaah yang di rahmati Allah,
Semoga Allah selalu memberi kekuatan ikhlas dan menggerakan hati kita untuk berbuat yang lebih banyak. Sehingga termasuk orang yang beruntung.amin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
Khutbah Kedua dan doa
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُواْ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ